Perjalanan riwayat hidup saya tidak ada yang LINIER, selalu dinamis.
Jika bangsa ini selalu digiring ke arah "kebencian dan dendam", mau dibawa kemana Bangsa ini?Ancaman ke depan yang sangat berbahaya adalah Derasnya arus "globalisasi dunia", dan saya mencermati setidaknya ada 5 wilayah yang rawan akan Pelanggaran HAM sebagai side effect dari GLOBALISASI ini ke depan, yaitu:
1. Ideolog, apakah kita setuju merubah Ideologi Bangsa ini menjadi selain PANCASILA?;
2. Investasi/ Industri, bila ekonomi menjadi panglima maka konflik-konflik horisontal akan terus terjadi;
3. Islam, sudah tidak ada pagarnya lagi ketika TNI sekarang hanya menjadi pasukan "pramuka" (pasukan perdamaian, pasukan bencana alam dan pasukan khusus, pasukan khusus sekarang hanya 4 batalyon saja) karena pagar dari kelompok-kelompok Islam garis keras di negeri ini adalah TNI di masa lalu. ;
4. Informasi, Pers sudah bergeser fungsinya. Pers yang semestinya sebagai "penyeimbang kontrol sosial", sekarang sudah menjadi alat propaganda politik dan corong - corong industri.;
5. Intelijen, Intelijen kita mesti terus kita "kritisi" agar Profesional dan Mandiri, baik Soft warenya maupun hard ware nya, sehingga tidak ada lagi istilah "black intelijen".
Inilah yang saya sebut dengan 5 "I" yang RAWAN PELANGGARAN HAM dalam Globalisasi Dunia 25 tahun ke depan di negeri ini. Apakah saudara-saudara setuju, jika Indonesia menjadi "Bangsa yang Gagal"?
Jika TIDAK, marilah kita STOP semua rasa BENCI dan DENDAM pada diri kita masing - masing.
Satu-satunya jalan hanyalah ==>>> REKONSILIASI!
Afrika Selatan berhasil melakukan Rekonsiliasi tersebut, mengapa Bangsa ini tidak bisa? Silahkan lihat link berikut ini tentang keberhasilan Nelson Mandela dalam Rekonsiliasi Bangsanya sendiri: http://www.oocities.org/denmasmarto/mandela.html. Mestinya kita lebih baik dari Afrika Selatan karena Pancasila sebagai Landasan Idiil dan UUD sebagai Landasan Konstitusional adalah Roh dan Darah dari Bangsa ini.