Mohon tunggu...
Dodi Hertanto
Dodi Hertanto Mohon Tunggu... -

Pengamat kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Fenomena Hukum dan Hakim, Ini Anomali atau Deviasi?

24 Desember 2013   15:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang yang menyebabkan kerugian negara sebesar 2 trilyun tahun 2004 lagi...dan 120.692.701.65 US$ dan 98.703.388.000 rupiah didakwa melanggar pasal 226KUHP, mendapat sanksi hukum melalui putusan MA 3/12/2004 pidana penjara 15 tahun, denda 50.000.000 rupiah pidana tambahan berupa uang pengganti 98.000.000 US $ atau 369.446.905.115 rupiah. Dipenjara dalam surga he4 ya karena kabur ke Singapura...dari sana dia minta Peninjauan Kembali alias PK atas  ST, eh 5 hakim agung malah mengabulkan permintaannya malah mereka bolak balik ke Singapura untuk mengurusnya. Enak ya, duit yang diambil tak kembali eh ada budak budak yang ngakunya hakim agung malah jadi budak beneran....memang korupsi harus diberantas baik yang terima uang, yang beri uang dan yang mengadilinya ( kalau terlibat) perlu ditangkap dan dimiskinkan ....

Mana neh komentar para ahli hukum di kompasiana, ini anomali hukum atau deviasi hakim ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun