Mohon tunggu...
Dodi Hertanto
Dodi Hertanto Mohon Tunggu... -

Pengamat kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakta tentang Teh Hijau

22 Februari 2010   10:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:48 3979
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam kenyataannya, belum pernah seorangpun yang mengonsumsi yoghurt setiap hari dan masih memiliki kesehatan usus yang baik. Banyak orang Amerika yang minum susu setiap hari dan mengonsumsi produk susu sejak kanak-kanak berarti telah bebas dari penyakit osteoporosis (kerapuhan tulang), yang seharusnya dicegah oleh kalsium yang terkandung dalam susu. Sebagai seorang dokter berkebangsaan Jepang-Amerika,saya merawat pasien-pasien di Tokyo selama beberapa bulan setiap tahunnya. Saya menemukan bahwa orang-orang Jepang yang meminum teh hijau antioksidan secara teratur ternyata melalui pemeriksaan endoskopi yang saya lakukan memiliki karakteristik lambung yang sangat buruk.      Para penganjur teh, contohnya, yang meminum banyak sekali teh hijau sebagai bagian dari pekerjaan mereka, lebih banyak menderita gastritis atrofi, yang merupakan awal kanker lambung.
Ambilah contoh teh hijau. Tidak dapat disangkal lagi bahwa teh hijau, yang mengandung banyak antioksidan, dapat membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan yang positif.  Sebagai akibatnya, terdapat suatu kepercayaan yang menyebar luas bahwa mengonsumsi banyak teh hijau akan memperpanjang hidup anda dan mungkin dapat membantu mencegah kanker.  Namun, sudah lama hal ini menjadi “mitos antioksidan”. Dan memang, data klinis saya menyangkal mitos ini. Dengan meneliti pasien-pasien yang banyak minum teh hijau, ditemukan banyak yang menderita sakit maag.
Memang benar bahwa antioksidan yang ditemukan dalam teh hijau adalah antioksidan berjenis polifenol,yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan tersebut menyatu, mereka menjadi sesuatu yang disebut TANIN.
Teh hijau dan kopi banyak mengandung asam tanat, bersama dengan tanin memiliki efek negatif pada mukosa lambung seperti tukak lambung.
Kenyataannya, ketika saya menggunakan endoskopi untuk memeriksa lambung pada orang yang sering minum teh hijau dan kopi ditemukan mukosa lambung mereka telah menipis akibat atrofi. Lapisan lambung yang begitu penting itu menyusut begitu saja. Sebuah fakta yang sudah banyak diketahui: perubahan atrofi yang kronis atau maag kronis dapat dengan mudah berkembang menjadi kanker lambung.
Jenis teh dan kopi yang dijual di supermarket kini menggunakan zat-zat kimia pertanian dalam proses penanamannya.
Saran :
1. Minumlah air putih daripada teh atau kopi
2. Gunakan daun teh yang ditanam secara organik
3. Minumlah teh atau kopi setelah makan, dan bukan dengan perut kosong untuk menghindari     tekanan berlebih pada lapisan lambung.
4. Batasi sekitar 2 cangkir saja per hari

Selected Reading :
Hiromi Shinya,MD. The Miracle of Enzyme. Self-Healing Program.

Seputar tentang penulis buku :

Bagi para gastroenterologist dan ahli bedah di seluruh dunia, Hiromi Shinya,MD tidak perlu dikenalkan lagi. Sebagai seorang pelopor pembedahan menggunakan kolonoskop (dialah yang mengembangkan teknik tersebut yang diberi nama sesuai dengan namanya-dan membantu merancang peralatan yang digunakan). Dr. Shinya dikenal luas sebagai salah seorang dokter terkemuka di dunia.
Dr. Shinya telah praktik kedokteran selama lebih dari 40 tahun,mengobati para presiden, perdana mentri, bintang film, musisi, dan banyak,banyak lagi pasien lain yang tidak terkenal. Sebenarnya, dokter ini telah memeriksa lambung dan usus lebih dari 300.000 orang. Saat ini, Dr.Shinya menjabat Professor Klinis Pembedahan di Albert Einstein College of Medicine, New York City dan Kepala Unit Endoskopi Bedah di Beth Medical Centre

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun