4. Demikian pula, konspirasi melibatkan sejumlah besar orang yang semuanya harus tetap diam tentang rahasia mereka. Semakin banyak orang yang terlibat, semakin tidak realistis.
5. Konspirasi mencakup ambisi besar untuk mengendalikan sebuah negara, ekonomi, atau sistem politik. Jika itu mengusulkan dominasi dunia, kemungkinan besar teori itu tidak benar.
6. Teori konspirasi mengarah dari peristiwa kecil yang mungkin benar menjadi peristiwa yang jauh lebih besar dan jauh lebih tidak mungkin.
7. Teori konspirasi memberikan makna penting, sinis pada apa yang kemungkinan besar peristiwa kecil, yang tidak berarti.
8. Teori tersebut cenderung memadukan fakta dan spekulasi tanpa membedakan di antara keduanya dan tanpa menetapkan tingkat probabilitas atau faktualitas.
9. Pencetus teori secara sembarangan mencurigai semua lembaga pemerintah atau kelompok swasta, yang menunjukkan ketidakmampuan untuk membedakan perbedaan antara konspirasi yang benar dan yang salah.
10. Orang yang menyebarluaskan teori konspirasi menolak untuk mempertimbangkan penjelasan alternatif, menolak semua bukti yang membantah, dan dengan jelas hanya mencari bukti konfirmatif untuk mendukung apa yang sudah mereka tentukan sebelumnya sebagai kebenaran.
Fakta bahwa kadang-kadang politisi berbohong atau perusahaan kadang-kadang menipu tidak berarti bahwa setiap peristiwa adalah hasil dari konspirasi rumit. Sebagian besar waktu, hal-hal hanya terjadi, dan otak kita menghubungkan titik-titik itu menjadi pola yang bermakna.
Kuncinya di masa tenang ini tetaplah berpikir kritis. Sebagai pemilik suara di negara yang merdeka andalah sepenuhnya yang menentukan kepada siapa suara anda percayakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H