Mohon tunggu...
Doddy Salman
Doddy Salman Mohon Tunggu... Dosen - pembaca yang masih belajar menulis

manusia sederhana yang selalu mencari pencerahan di tengah perjuangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jenny McCarthy dan Gerakan Anti-Vaksin

17 Desember 2020   10:16 Diperbarui: 17 Desember 2020   10:25 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Jenny McCarthy tidak dapat dipisahkan dari gerakan anti vaksin. Publik Amerika menyebutnya sebagai bagian dari the anti-vaxx movement. Perempuan yang lahir 1 November 1972 ini adalah mantan model majalah dewasa Playboy, pembawa acara televisi, penulis buku dan ibu seorang anak autis. Sejak 2007 Jenny menjadi juru kampanye anti-vaksin. Ia percaya vaksin penyebab anaknya yang bernama Evans mengidap autis. Menurut Jenny anaknya menderita autis setelah mendapat vaksin MMR (measles, mumps, and rubella).

Kampanye anti-vaksin yang dilancarkan Jenny terbukti efektif menyebarkan ketakutan dan kesalahan informasi vaksinasi di Amerika. April 2019 Kanwil Kesehatan New York mengumumkan konsisi darurat kesehatan setelah merebaknya penyakit campak di wilayah Williamsburg Brooklyn.Sejak 2018 setidaknya 250 orang di wilayah tersebut terinfeksi virus campak. Menurut New York Times yang dikutip businessinsider.com warga wilayah yang terkena campak adalah wilayah yang penduduknya menolak vaksinasi campak.

Kondisi ini membuktikan kampanye anti vaksin Jenny sangat efektif meyakinkan masyarakat bahwa vaksin berbahaya dan harus dihindari. Menurut Peter Hotez dekan sekolah kedokteran Baylor College of Medicine lebih dari 500 situs internet mengkampanyekan bahaya vaksin.Tak heran ada wilayah di Amerika yang persentase siswa yang diimunisasi turun menjadi 76,5%.

Bertahun-tahun selama kampanye, Jenny telah menerbitkan banyak buku  bahaya vaksin  dan menjabat sebagai ketua dewan organisasi nirlaba Generation Rescue, yang secara luas dianggap sebagai kelompok anti-vaxx yang menghubungkan autisme dengan vaksin dan mempromosikan pengobatan autisme yang belum terbukti secara medis. Saat mempromosikan salah satu bukunya, McCarthy memberi tahu Oprah Winfrey bahwa dia belajar tentang autisme dari "Universitas Google".

Di antara kampanye yang disebarkan Jenny dan kawan-kawan anti- vaksinnya adalah:

-Lebih sehat dengan penyakit campak daripada sakit setelah vaksin

-adanya hubungan antara vaksinasi dan autism hasil penelitian Andrew Wakefield. Wakefield dicopot lisensi dokternya karena bertindak secara tidak etis dalam penelitian antara vaksinasi MMR dan autism.

-para anti-vaksin percaya campak adalah virus yang hidup sehingga vaksin menyebabkan pasien yang divaksinasi menderita keracunan singkat.

-para pegian anti-vaksin percaya vaksin adalah bagian dari bisnis perusahaan obat. Padahal melakuan vaksinasi lebih menguntungkan daripada tidak divaksinasi. Bill Gates bahkan menyebutkan bahwa vaksinasi adalah investasi yang lebih menguntungkan daripada pasar modal.

Presiden Joko Widodo telah memutuskan vaksinasi Covid-19 gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ia bahkan bersedia menjadi orang pertama yang divaksinasi. Tujuannya agar masyarakat percaya bahwa vaksinasi covid-19 aman. Tentunya informasi pentingnya vaksinasi dan keamanan kesehatan harus disosialiasikan dengan baik.Perlu perancangan kampanye vaksinasi Covid-19 secara nasional. Agar masyarakat paham bahwa vaksinasi, walaupun tidak mengurangi ketaatan melakukan protokol kesehatan, lebih menguntungkan daripada tidak divaksinasi.

Bila di Amerika ada tokoh seperti Jenny McCarthy maka bukan mustahil tokoh anti-vaksin akan bermunculan (mungkin sudah) di bumi Nusantara. Mengantisipasi hal ini maka pemerintah harus bersegera menyiapkan kampanye pentingya vaksinasi Covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun