Ilustrasi
Sebutlah ini ilustrasi. Seorang laki-laki bernama Basri. Usianya sudah nyaris setengah abad. Pekerjaannya pengacara. Basri juga sudah berkeluarga. Dua putri beranjak remaja dan dua putra di sekolah dasar. Keempat putra-putrinya itu buah cinta dengan Susi, pegawai lembaga yang terkenal "basah". Basri aktif memamerkan video dan foto kemesraan keluarganya di media sosial. Putri sulungnya yang diterima di PTN di Jawa Tengah adalah postingan terbarunya.
Meskipun dikenal sebagai keluarga samawa, Basri ternyata punya sisi gelap. Ia menjalin hubungan dengan Indar. Indar ini mantan pacarnya 22 tahun lalu. Kala itu mereka sempat pacaran dan bahkan berencana menikah. Namun apa daya rencana tinggal rencana. Hubungan mereka putus. Indar akhirnya menikah lebih dulu.
Hubungan Basri dan Indar memang hanya sebatas chat WA setelah sebelumnya "berjumpa" di media sosial facebook. Posisi berkeluarga membuat mereka seperti terbatasi.
Basri sendiri merahasiakan pertemanannya dengan Indar dari pengetahuan istrinya. Sementara Indar dengan dua anaknya tidak pernah secara langsung mengakui dirinya sering chating dengan Basri kepada suaminya.
Contoh, ia hanya pernah bertanya kepada suaminya apakah universitas "D" di Jawa Tengah bagus. Alasannya ada teman yang sangat membangga-banggakannya. Siapa itu "teman" tak pernah dijelaskan kepada suaminya.
Apakah pertemanan, yang mungkin katakanlah hanya bersifat platonic, dengan mantan seperti ini sehat? Bagaimana cara pandang ilmuwan menganalisis fenomena ini?
Basri dan Indar adalah ilustrasi pertemanan dengan mantan (staying friends with an ex). Untuk banyak orang persoalan menjalin hubungan dengan mantan adalah hal yang serius. Ada percampuradukkan antara perasaan, pikiran serta masa lalu sekaligus masa depan. Patut diingat pula posisi sebagai pria atau wanita juga berbeda dalam menanggapinya.
Di sisi lain dunia komunikasi yang saling terkoneksi memudahkan orang untuk saling berhubungan. Media sosial facebook menjadi jembatan antarteman bahkan antarmantan). Belum lagi media komunikasi aplikasi WhatsApp yang langsung menembus halangan. Dengan modal nomer telepon maka pacar lama yang putus 20 tahun lalu misalnya dapat berkomunikasi kembali (dengan syarat tentunya tetap menggunakan nomer lama)
Sebuah studi yang dilakukan Justin K. Mogilski dan Lisa L.M. Welling (2016) mencoba mengungkap sisi gelap sebuah relasi berteman dengan mantan. Dengan tajuk penelitian Staying friends with an ex: Sex and dark personality traits predict motivations for post-relationship friendship terungkap beberapa temuan.
Penelitian di wilayah psikologi ini didasari beberapa riset bidang psikologi sebelumnya. Bahwa hubungan dengan mantan berakibat positif dan negatif.
Dengan menggunakan ilustrasi di atas maka dapat dijelaskan bahwa pasangan mantan Basri-Indar mau kembali menjalin pertemanan karena beberapa kemungkinan: sebelumnya mereka adalah teman sebelum pacaran; mereka pernah berkomitmen dalam pacaran (berencana kawin); masing-masing memandang sang mantan masih sebagai sosok yang diinginkan;entah Basri atau Indah menyatakan kepuasannya dengan hubungan mereka dulu.
Hubungan dengan mantan juga mirip dengan cinta platonik (cinta karena kekaguman tanpa hasrat seksual) yang membuka kemungkinan keterlibatan hubungan romantis bahkan kontak seksual. Artinya gairah mesra keromantisan pacaran Basri-Indar di masa lalu membuka kemungkinan adanya ketertarikan seksual dalam hubungan platonik mereka saat ini.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya kecenderungan bahwa pertemanan mantan seperti Basri-Indar dinilai rendah dalam kualitas pertemanan (low quality of friendship) namun tinggi dalam gairah romantis (high on romantic desirability).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perempuan seperti Indar lebih cenderung melakukan kontak pribadi dengan mantan pasangan yang memiliki kualitas yang diinginkan. Artinya Indar mau membuka kembali hubungan dengan mantan pacarnya Basri karena Basri laki-laki yang masih memenuhi kriteria dirinya.
Menariknya individu yang menerima, merasakan atau mendapat sesuatu (cinta, status, pelayanan, informasi, dll) dari mantannya maka lebih tinggi kualitas hubungan dengan mantannya, khususnya jika merasa puas dengan hal yang dirasakan, didapatkannya. Artinya jika Basri merasa puas dengan hubungan dengan Indar maka hubungan terus akan terus berlanjut. Demikian pula sebaliknya.
7 Faktor dominan pendorong jalinan mantan
Hasil penelitian dengan responden beberapa ratus orang memunculkan 7 faktor dominan yang mendorong seseorang membuka jalinan pertemanan dengan mantan. Ketujuh faktor tersebut adalah: sentimentalitas, pragmatis, melanjutkan gairah romantis, anak-anak dan sumber lainnya, berkurangnya gairah romantis, memelihara hubungan sosial, dan akses seksual.
Contoh faktor sentimental (berkaitan dengan perasaan): ia adalah pendengar yang baik; ia memahami saya lebih dari orang lain; jika saya perlu bantua ia langsung menolong, saya nyaman bebicara dengannya dll.
Contoh faktor pragmatis: mantan saya orang kaya; mantan saya jago masak; mantan saya punya koneksi sosial yang bagus; saya ingin memantau terus masa depan mantan saya dll.
Contoh faktor melanjutkan daya tarik romantis: saya masih ingin kencan dengannya; saya masih cinta dengannya, saya merindukanya; saya cemburu melihat hubungan dengan pasangannya sekarang; agar pasangan mantan saya tahu kalau saya masih gentayangan; saya ingin agar pasangannya sekarang cemburu' saya masih menikmati cumbuan dulu bersamanya dll.
Contoh faktor anak-anak dan sumber lain: kami sama-sama punya anak seumuran; kami tetanggaan; saya membantu keuangan mantan dll.
Contoh faktor berkurangnya gairah romantis: kami pasangan yang tidak rukun, saya tidak bergairah dengannya; mantan saya sudah tidak menarik dll.
Contoh faktor memelihara hubungan sosial:saya ingin menunjukkan kedewasaan; saya ingin berteman dengan kawan-kawannya dll
Faktor jalan masuk hubungan seks: saya ingin dapat berhubungan seks lagi dengan mantan; pengalaman seks dengan mantan sangat bagus; kami masih ingin berhubungan seks.
Kesimpulan
Hasil analisis data-data yang diperoleh menunjukkan alasan menjalin hubungan dengan mantan adalah keterandalan, kepercayaan dan nilai perasaan (sentimental) menjadi pilihan utama. nilai pragmatis dan hubungan seks menjadi alasan kedua dan ketiga menjalin hubungan dengan mantan.
Penelitian juga menunjukkan hubungan pertemanan mantan dengan jangka pendek diwarnai alasan faktor hubungan seks dan pragmatism. Inilah sisi gelap pertemanan dengan mantan.Â
Temuan menarik juga muncul bahwa mereka menjalin hubungan dengan mantan dengan alasan utama sentimental dan melanjutkan gairah romatis masuk dalam nerotisme.
Mereka yang mengalami tekanan jiwa karena putus pacaran misalnya cenderung termotivasi menjalin hubungan dengan mantan dengan alasan ini. Mereka melakukan hubungan dengan mantan karena kehilangan dukungan emosi sosial dan merindukan gairah romantis.
Bagi pria alasan seksual sebagai pendorong menjalin hubungan dengan mantan lebih tinggi daripada alasan perempuan. Dengan mengunakan ilustrasi dapat dikatakan Basri menjalin hubungan dengan mantan pacarnya Indar patut diduga karena dorongan seksual lebih besar dari faktor yang lain.
Mungkin pengalaman seks masa lalu dengan Indar sangat memuaskan sehingga Basri tak bisa ke lain hati di masa kini. Sehingga motif Basri menjalin hubungan dengan Indar agar suatu hari nanti obsesinya itu tercapai. Basri menjadi ilustrasi sisi gelap hubungan dengan mantan. Pengalaman
  seks tidak berarti melakukan penetrasi seksual. Bisa jadi sekedar peluk mesra nafsu membara (cuddling) alias kelonan baik dengan atau tanpa busana misalnya. Atau frottage yaitu wanita dan pria saling memeluk dan menggesek-gesek penis ke posisi vagina. Saat melakukan frottage,  juga bisa sambil saling berciuman, memegang kelamin, sambil memandang hangat mata pasangan satu sama lain. Dapat juga stimulasi rangsangan tubuh  dengan cara berciuman. Mungkin juga  melakukan oral seks atau masturbasi bersama. Yang dapat diduga pengalaman seksual tersebut membekas dalam di ingatan Basri dan juga Indar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H