Semua orang suka dan nyaman mengerjakan apapun dengan kemampuan terbaiknya. Tetapi urusan menjadi lebih rumit dan menuntut segala sesuatunya harus lebih baik. Keluhan – keluhan seperti stagnasi, kelambanan, keterbatasan, ketidak pastian, keragu raguan, ketatnya persaingan dan sebagainya harusnya membuat kita meninjau ulang: Apakah benar saat ini kita dlm posisi dan kemampuan terbaik kita? apakah kita tidak perlu menjadi lebih baik?
Pertanyaan – pertanyaan tersebut jawabannya pasti, mau dong lebih baik! Tapi kemauan yang sesungguhnya harus dipertanyakan kembali juga, apa benar kita mau menjadi lebih baik? coba check list:
1. Sejauh mana kita mau belajar keterampilan, ilmu atau wawasan baru, apalagi belajar dari orang lain, junior atau yang kita anggap bawahan?
2. Apakah kita nyaman bekerja dengan orang yang lebih pintar dan ide - idenya lebih cemerlang dari yang kita punya?
3. Apakah kita nyaman dikasih tugas yang tidak sesuai dengan spesialisasi kita?
4. Atau yang sering terjadi, apakah kita berani pergi ke suatu tempat yang jauh, berbeda budaya dan kebiasaan serta asing sama sekali penghuninya?
Kalau jawabnya banyak "TIDAK" nya kita mngkin sedang membatasi diri "menjadi lebih baik"
Ada lagi hal yang kita anggap biasa, tapi justru menunjukan bahwa kita sedang membatasi diri untuk berpotensi lebih baik dari saat ini: Selalunya kita ragu dan malu untuk menunjukkan kemampuan kita pada orang lain..ke karoke cuma lihat teman nyanyi, seminar duduk paling belakang, Akun FB pake foto artis, bikin tulisan tapi tidak pernah di publikasi, di minta pendapat dalam meeting bilangnya "ya udah ikut aja", naksir orang tapi pas diajak ngobrol jaim, abis itu nyesel heuheu..ya banyak lagi deh, di pas2 in aja dengan apa yang kita alami..intinya itulah masalah..to be not getting better :)
Jadi fokus utama kita jika ingin lebih baik, harus berpihak dengan salah satu: Getting Better VS Being Good? Mau lebih baik atau tetap merasa sekarang lebih baik? konsekwensi nya beda lho..ini soal mental, soal pola pikir, soal motivasi..konskwensinya ya uji mental, ada unsur perjuangan, kesabaran, ketelitian, kepekaan, dan yang terpenting kemauan.
Soal mental yang paling utama adalah bukan soal kita banyak kelemahannya..justru yang paling sulit itu kalau merasa diri kuat, banyak kabisa, merasa lebih pinter, jagoan, sok keceh, sok profesional heuehu..pokoknya soal EGO..mana bisa air mengalir ke tempat yang tinggi, air selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.
Jadi yang harus diperbaiki mentalnya dulu..goalnya adalah perubahan mental menuju mental yang elastis..tapi bukan mental yang gampang keluar. Beberapa hal yang penting adalah: fleksibel, mudah beradaptasi, mau tahu segala urusan (bukan utk menilai, tapi belajar), tidak gengsi bertanya atau minta tolong ajarin, bebas merdeka tidak takut gunjingan, penilaian atau ejekan, tidak takut gagal berarti..juga bergairah, antusias dengan hal - hal baru diluar yang kita tahu..yang saya sebutkan itu adalah potensi - potensi yang harus di cungkil dan di develop seluas luasnya..welcome to the creative world then :)
Persiapan mental selanjutnya adalah akan datang banyak kegagalan, kesalahan, kekurangan, kritikan, ejekan, hinaan, ditertawakan..tapi jangan kuatir, hal - hal demikian adalah proses pembelajaran paling hebat yang harus dilalui..keliatannya seperti dampak negatif, tapi dapet poin nya. Menjadi lebih baik adalah kondisi dimana nantinya kita lebih pintar untuk menghindari sejarah kesalahan - kesalahan yang kita buat dalam proses pembelajaran dan karena kita terus mau belajar, kita juga dikasih bonus untuk mengambil yang terbaik dari kesuksesan orang lain, ambil semuanya, resultnya, kesalahan - kesalahannya dan cara mereka mengatasinya, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H