Mohon tunggu...
Doddy Hidayat
Doddy Hidayat Mohon Tunggu... profesional -

Ada yang panggil saya pemimpi, orang planet, ngawur dan sok pintar..dan itu betul semua :D http://www.konsultankreatif.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Namanya Juga Satpam

20 Desember 2012   15:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:18 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Renungan Terhadap Pengusiran Kasdi oleh Satpam MA

Dulu juga kabayan pernah diusir dari bioskop karena masuk pakai sendal. Bukan karena bersendal, tetapi beli karcis bioskop pakai sendal, haha ya pakai uang dong atuh kabayan. Saya pikir orang diusir karena pakai sendal dan baju lusuh itu hanya sejenis parodi si Kabayan, ternyata benar kejadian. Yang diusir rakyat kecil yang tidak mampu beli baju bagus dan sepatu, yang mengusir intitusi penegak hukum dan solusi keadilan bagi rakyat yang datang jauh – jauh dengan ongkos pas – pas an karena tidak mampu membeli sebuah harga keadilan.

Namanya juga Satpam Pak, ya memang tugasnya mengamankan. Namanya juga Satpam bu, posisinya paling bawah dalam struktur organisasi apapun, setingkat lebih tinggi lah dari Office Boy. Namanya juga satpam, tidak lah mungkin bekerja tanpa SOP atau panduan juragan yang di jaga keamanannya. Namanya juga struktur paling bawah, gampang saja jadi sasaran untuk alibi menjaga nama baik. Memang kejadiannya Satpam usir Kasdi, tapi pertanyaan yang tepat bukan kenapa itu satpam usir kasdi. Pernyataan yang tepat juga bukan Satpam harus di proses hukum. Seharusnya: Apa yang melatar belakangi sampai satpam usir Kasdi? Pernyataan yang pertama kali harus dikeluarkan adalah Walaupun kejadiannya satpam usir Kasdi, tetapi Satpam kan bagian dari sistem institusi, artinya kesalahan satpam, kesalahan institusi mutlak, ngga pakai juga, tapi mutlak.

Coba saja tanya dengan bagian personalia, walaupun Cuma satpam, apakah proses penerimaan pegawai untuk menjadi satpam itu mudah? Apakah tidak melalui fit and propher test standard nasional  petugas security? Ah gamblang sajalah, apakah kelakuan satpam tersebut bukan gambaran dari institusi itu sendiri? Jika hal ini dibantah, justru akan menjerumuskan pada kenyataan baru, bahwa institusi sebesar MA pun teryata lemah dan gagal manajemen! Jadi hati – hati untuk menanggapi pemberitaan dan mengeluarkan statement.  Bukan soal pencitraan, tetapi melakukan aktifitas public communication itu harus dilandasi dengan pemahaman social media relationship yang tepat. Jika sembarangan, bertambahlah satu penilaian publik sudahlah MA anti baju lusuh dan sendal jepit, gagal manajemen, juga gagal komunikasi alias asbun.

Jangan marah ya kalau di kritik. Saya sekedar meninjau dari bidang saya, yaitu marketing komunikasi. Justru saya melihat hal positif dengan pemberitaan ini. Sudah maklum kok, hampir di setiap instansi pemerintahan, jika garda paling depan yang bernama satpam itu menyebalkan. Mereka sangat lugas dan ramah menyambut tamu yang turun dari mobil mewah. Giliran yang datang berjalan kaki, hulaaa mau ketemu siapa mas? Ada keperluan apa mas? Mana kartu identitas saudara? Periksa dulu tasnya! Sudah gosok gigi apa belum?

Mungkin ada baiknya, kita sama – sama melakukan evaluasi tentang apa yang namanya public services. Saya tidak akan kuliah markom disini, hanya sekedar mengingatkan saja, Bahwa gedung megah nan nyaman yang bapak ibu tempati saat ini, gaji yang anda bawa pulang setiap bulannya, mobil dinas mewah yang anda gunakan, anggaran yang anda kelola dan belanjakan selama ini adalah uang rakyat, hasil sumbangsih rakyat melalui pajak yang artinya melalui kemandirian usaha yang menghasilkan dan wajib dikenakan pajak. Jadi ingatlah itu selalu, dan ingatkan dalam setiap rapat kerja bahwa status, jabatan popularitas dan segala pencapaian yang tinggi – tinggi itu tidak berarti apa – apa jika hanya menghasilkan manfaat yang rendah bagi manusia lain. Apalagi jika secara langsung menjadi amanah kita sebagai abdi masyarakat.

Contohlah Tuhan yang Maha Bijaksana. Walaupun hambanya banyak yang durhaka, tetapi Tuhan tidak usir kita dari bumi ciptaan Nya khan? Apalagi ini pak, bu, Cuma wong cilik jeuneunge Kasdi, datang bukan meminta uang, tapi meminta bantuan keadilan pada tempat yang benar. Oh ya satu lagi, Satpamnya jangan dipecat, diajari saja, dikasih SOP baru yang sudah disempurnakan. Cukup ditambah satu paragraf dan digaris bawahi: Jalankan semua SOP yang sudah ada dan tentu sudah baik itu dengan semangat pelayanan dan pengabdian yang tinggi kepada empunya negara ini, dan kepada tuan yang menggaji kita, yaitu RAKYAT INDONESIA.

Doddy Hidayat

Kreatif Konsultan

Rakyat Indonesia, The owner of this Republic

Artikel Terkait:
1. Sudahkah Pemerintah Memahami Kebutuhan UMKM
2. Apa Benar Peraturan dibuat untuk dilanggar?
3. Memulihkan Citra Pajak
4. Mengharapkan Jokowi Menjadi Pemimpin Paling "BETAWI"
5. Menanggapi Pernyataan Menteri Pertanian ttg Ketahanan Pangan
6. Gangnam Style & K POP itu Konspirasi
7. Kenapa Masyarakat Mudah Beringas
8. Bupati Ancam Gubernur, Cuma Ada di sini
9. Ironi Pendidikan Nasional, Tiada tempat bagi kreatifitas
10. 1 Billion Tourist, 1 Billion Opportunities, How Many To my Country?

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun