Mohon tunggu...
Doddy Haripriambodo
Doddy Haripriambodo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dulu menulis di Mading, kini menulis di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pejabat Bersaing dengan Pesohor

17 November 2014   18:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:36 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak mudah diingat, sejak kapan media mulai banyak memberitakan kegiatan pejabat pemerintah. Semuanya terjadi tanpa disadari bahwa berita pejabat pemerintah mulai bersaing dengan berita para posohor dunia hiburan. Satu-satunya jalan pengingat saya adalah saat Dahlan Iskan diangkat sebagai Menteri Negara BUMN tahun 2011, dimana media secara sporadis memberitakan kegiatan pak Dahlan yang cenderung diluar pakem seorang menteri. Tidak perlu waktu terlalu lama menjabat, Dahlan sudah melakukan aksi nyleneh seperti buka paksa gerbang jalan tol, naik KRL menuju sidang kabinet di Istana Bogor (di Sta Ka Bogor bahkan sempat makan soto mie kelas warungan), hingga tidur di rumah petani saat turba di di sebuah desa di Jawa Tengah. Berita tersebut bahkan dilengkapi foto dengan sudut pengambilan yang menarik.

Berita-berita kegiatan pejabat ini banyak ditampilkan di situs berita online, karena sifat media online yang updated dan sifat pemberitaan lebih fleksible. Umumnya berita yang ditampilkan mentikberatkan kepada kegiatan yang bersifat kerakyatan dan kerja keras (working hard). Rasanya belum pernah ada penelitian tentang dampak pemberitaan seperti ini terhadap citra diri pejabat yang diberitakan. Saya menantang rekan - rekan  dari dunia akademik untuk mengadakan kajian dan penelitian terhadap pemberitaan media (baik online maupun cetak) selama periode 2011 hingga saat ini. Menarik juga untuk diperbandingkan karakteristik berita periode sebelum 2011 dengan periode setelah 2011.

Saya masih ingat foto pak Harto pada tahun 1970 an yang tengah berkunjung ke suatu daerah. Dalam foto tersebut diperlihatkan pak Harto akan melompati saluran air kecil dengan bantuan tongkat yang dipegang oleh pak Tri Sutrisno yang saat itu adalah ajudannya pak Harto.  Meski akan melompati saluran air, pak Harto tetap tampak rapi dan berwibawa. Saat itu tentunya disortir benar foto pimpinan negara yang dipublikasikan kepada khalayak luas. Situasi berbeda dijumpai hari ini, foto pejabat ditampilkan semanusiawi mungkin bahkan dipilih pose yang agak sedikit heroik. Baru - baru ini Menteri Tenaga Kerja Kabinet Kerja diberitakan melompati pagar sebuah rumah penampungan TKI ilegal. Foto yang ditampilkan memiliki sudut pengambilan yang sangat baik dan memberikan pesan yang lebih konkrit kepada pembaca artikel.

Itulah sekelumit buah pikiran saya. Terimakasih dan Salam Kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun