Mohon tunggu...
Doddi Ahmad Fauji
Doddi Ahmad Fauji Mohon Tunggu... Editor - Jurnalis Mandiri, penulis puisi, aktivis tani ternak

Another Voice

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Membunuh Waktu (1)

31 Mei 2022   16:45 Diperbarui: 1 Juni 2022   04:51 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku berjalan lagi, menyongsong musim kemarau
permukaan tanah dan langit tampak retak-retak
terasa benar kesepianku kembali bergema
pada setiap langkahku, terdengar tangisan lirih
seperti dilantunkan para penghuni kuburan
harus kulupakan semua yang bernama nyaman
dan akan kucamkan baik-baik pernyataan Chairil:
hidup hanya menundak kekalahan!

Musim kemarau yang panjang tak beraturan
menjadi partitur lagu orang-orang kalah
hidup tanpa gerak dan kehendak
nasibnya dipermainkan penguasa dan pengusaha
yang bersekongkol jadi calo anggaran
mengubah makna birokrasi menjadi brokerisasi
angin kering menyanyikan kepiluan itu di pabrik-pabrik
di sawah dan ladang, yang kehabisan pupuk dan air
sedang di televisi dan sosial media
para pendukung calon presiden saling mencela
para ulama terus-menerus mempertajam fatwa
tapi entah untuk apa, sedang sorga tetap milik Tuhan

Bandung, 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun