Hanya ingin berbagi kegundahan saya kepada teman-teman mengenai keadaan negeri yang sangat saya bela, layaknya kekasih yang tercinta. Lagu ini saya persembahkan untuk kawan-kawan yang hari ini turun ke jalan untuk mengingatkan para penguasa yang lupa pada hakikatnya. Pemilu 2009 bukan untuk memilih penguasa tapi memilih pemimpin. Hakikat pemimpin adalah mensejahterakan masyarakat yang dipimpinnya, bukan hanya keluarga dan kroninya. Tantang Tirani - Homicide Ini adalah monumen tengat kesabaran dan angkara Satu barisan ribuan mimpi Titik berangkat yang tak pernah dapat kami datangi kembali Terbuang serupa fotokopian pamflet aksi di setiap perempatan Harapan kami akan berakumulasi menyaingi nyalak senapan kalian! Kami merayap dalam lamat menyaingi hantu-hantu pesakitan Hingga waktu kalian mencapai tengat… Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara Ini muara seluruh arwah yang kehilangan nyawa Dalam hitungan langkah kami akan isi angkasa Dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara Terlalu kentara manuver mereka memplot penjara Hukum, moral, kebebasan, batas surga dan neraka Merancang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara Menjagai setiap inci palang pintu modal dengan tentara Sebelum waktu yang banal jumud berkanal Semua momen heroik yang tak pernah tercatat dalam tanggal Biarkan mereka lafaz semua peringatan yang mereka hafal Setiap ayat pasal karet pertahanan para tiran berpangkal Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan Kawan, mana kepalan kalian?! Serupa biksu Burma di hadapan moncong senapan Serupa malam Januari yang menandai Chiapas Serupa seruan Chavez di depan muka Amerika Serupa tangan Intifadha yang melempar batu di Palestina Serupa siklus ronta kota pasca Genoa Serupa rudal Hizbullah di daerah pendudukan Serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan yang menantang setiap tiran di titik nadir perhitungan Kami menolak menjadi bidak, sekedar sekrup dan tumbal Target pemasaran sampah industri kapitalis global Sekedar hidup lurus dalam dikte penguasa arus Sekedar kalian tahu kami akan bertahan sampai mampus Kalian awetkan hegemoni dengan balsam mumi anti-teror Kombinasi intel dan preman menebar horor Kalian kerangkeng kami dengan pembenaran semantik Kami rancang kalam puitik yang lebih bersenjata dari ribuan manifesto politik Kaya semakin kaya, miskin semakin papa Kalian dapat berlindung di balik ocehan nasib dan samsara Lakukan apapun termasuk menjadi tuhan Kami akan berdiri di sini, tak sendiri, hingga nafas penghabisan Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan Kawan, mana kepalan kalian?! Serupa kesabaran terakhir para buruh di palang pintu pabrik Serupa panen terakhir para petani penggarap Serupa tengat miskin kota di ujung penggusuran Serupa pilihan terakhir Pasifik di hadapan ancaman pasar Serupa harapan mereka yang tak bisa lagi berharap Serupa pilihan terakhir keluarga korban kekerasan negara Serupa rahim setiap ibu yang melahirkan para kombatan yang menantang setiap tiran di titik nadir perhitungan Kami akan bangun kembali godam dari reruntuhan dan kerangka harapan Keyakinan yang menyaingi semua manual langitan Esok akan terlalu terlambat, hari ini atau tidak sama sekali! Meski kalian coba bunuh kami berkali, kami akan lahir berkali bergenerasi Harapan desis gunung pasir dan lautan yang menyapa setiap kawan Dan menagih setiap jemari yang pernah menjanjikan kepalan Untuk menggetarkan nyali para tiran! (Orasi) Kawan-kawan, dengarkan kawan-kawan! Komando ada di tangan saya, jangan terpancing provokasi! Kawan-kawan, tunjukkan pada mereka kita tidak akan pernah melarikan diri, kawan-kawan! Komando ada di tangan saya. Satu langkah untuk pembebasan! Hitung mundur dari sekarang!! Maaf saya tidak menemukan satu videopun untuk lagu ini, tapi saya coba memasukan video yang punya semangat sama. homicide - senjakala berhala Selamat turun ke jalan, kawan-kawan. Jaga Ketertiban, Jangan Buang Sampah Sembarang, di Gedung Mewah itu Sudah Terlalu Banyak SAMPAH !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H