Mohon tunggu...
Doddie Faraitody
Doddie Faraitody Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

penganut ideologi pertemanan | penikmat dan pemerhati musik indie & bawahtanah | nigtwalker-day sleeper | wisatawan asing dari negara dunia ketiga | PSK : Pekerja Seni Komersil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa yang Berani Memulai Revolusi?

2 Maret 2010   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:39 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

”Kami menolak menjadi bidak, sekedar sekrup dan tumbal Target pemasaran sampah industri kapitalis global Sekedar hidup lurus dalam dikte penguasa arus Sekedar kalian tahu kami akan bertahan sampai mampus Kalian awetkan hegemoni dengan balsam mumi anti-teror Kombinasi intel dan preman menebar horor Kalian kerangkeng kami dengan pembenaran semantik Kami rancang kalam puitik yang lebih bersenjata dari ribuan manifesto politik Kaya semakin kaya, miskin semakin papa Kalian dapat berlindung di balik ocehan nasib dan samsara Lakukan apapun termasuk menjadi tuhan Kami akan berdiri di sini, tak sendiri, hingga nafas penghabisan Kebebasan yang datang saat kau tak memiliki lagi harapan Saat opsi tersisa adalah berdiri menantang para tiran Saat momen terhidup dalam hidupmu adalah memasang badan di tengah medan Kawan, mana kepalan kalian?” (Tantang Tirani – Homicide) [caption id="attachment_84659" align="alignleft" width="198" caption="google.com"][/caption] Rasanya ingin muntah melihat kelakuan para anggota dewan yang terhormat, seharusnya sidang paripurna DPR yang mebahasa Bank Century menghasilkan keputusan yang berpihak pada kebenaran dan rasa keadilan rakyat. malah rusuh seperti tawuran antar pelajar. Pimpinan sidangsama sekali tidak mampu mengendalikan sidang dan hanya bisa  menutup sidang secara sepihak, sepertinya pimpinan sidang tidak paham tata cara persidangan. Di luar gedung mengalami nasib yang sama, para demonstran terlibat bentrok dengan aparat, watercannon disemprotkan dari dalam gedung (kok udah ada di dalam gedung?) Penguasa sudah semakin tuli, wakil rakyat hanya memikirkan kepentingannya sendiri. Bila terus seperti ini, apa yang bisa diharapkan lagi oleh rakyat Indonesia ini? apa yang bisa dibanggakan dari negara yang katanya gemah ripah loh jinawi ini? kapan kepentingan rakyat menjadi prioritas? Haruskan revolusi dilakukan? Ayo kawan-kawan, rapatkan barisan, REVOLUSI atau nanti? Siapa yang berani memulai ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun