Mohon tunggu...
Doddie Faraitody
Doddie Faraitody Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

penganut ideologi pertemanan | penikmat dan pemerhati musik indie & bawahtanah | nigtwalker-day sleeper | wisatawan asing dari negara dunia ketiga | PSK : Pekerja Seni Komersil

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kronologis Bentroknya HMI dengan Polisi di Makassar

11 Maret 2010   03:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:29 992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_91051" align="alignleft" width="268" caption="hmi - yakin usaha sampai"][/caption]

“Titipan angkara mereka yang tak bisa lagi bersuara Ini muara seluruh murka lawas yang kehilangan nyawa Dalam hitungan langkah kami akan isi angkasa Dengan ribuan pekik yang sama saat kalian terbakar bersama bara Terlalu kentara manuver mereka memplot penjara Hukum, moral, kebebasan, batas surga dan neraka Merancang kontrol bawah sadar serupa bius pariwara Menjagai setiap inci palang pintu modal dengan tentara”

(tantang tirani – homicide)

Sebenarnya saya tidak mau masuk ke dalam polemik konflik antara HMI dan Polisi yang terjadi di Makassar yang juga telah disikapi oleh HMI di berbagai kota dengan aksi solidaritas yang hampir menimbulkan kericuhan baru. Berbagia pandangan muncul dan dengan bebasanya menghujat baik HMI maupun polisi. Sebagai kader HMI yang pernah dibesarkan oleh HMI saya merasa perlu ikut meluruskan apa yang terjadi sebenarnya karena ada beberapa pemberitaan dan tulisan sudah saya anggap keterlaluan dalam menyudutkan HMI, bahkan sudah ada group di jaringan ffacebook yang menyerukan pembubaran HMI (Lihat). Saya jadi teringat jaman orde lama dulu PKI menyerukan untuk membubarkan HMI karena dinilai menghalangi gerakan PKI untuk mengkomuniskan Indonesia. Ada juga kompasianer dengan nama Delta Bvlgari Bvlgari (Lihat) dalam sebuah tulisan di kompasiana.com (Lihat) menulis komentar yang telah menjeneralisir bahwa Kader HMI tidak punya hati. Sekarang saya coba membeberkan kronologis kejadian di Makassar agar semua menjadi tahu seperti apa kejadian sebenarnya. Kronologis ini langsung saya dapatkan dari Pengurus HMI cabang Makasar.

Kronologis Penyerangan Wisma HMI Cabang Makassar

3 Maret 2010

[caption id="attachment_91050" align="alignright" width="300" caption="gerakan-mahasiswa-hmi-islam"][/caption]

16. 30 – 20. 00 : Sejumlah aktivis HMI bersama sejumlah Mahasiswa Universitas “45” Makassar melakukan Aksi demonstrasi di depan Kampus Universitas “45” Makassar menuntut Penyelesaian Kasus SKANDAL BANK CENTURY sambil memblokir jalan dan membakar ban bekas, dalam proses berjalanya aksi tersebut ada sekelompok orang yang tidak dikenal yang terindikasi sebagai anggota Densus 88 POLDA SULSELBAR kemudian hadir dalam kerumunan aksi tersebut, sehingga untuk mencegah provokasi aksi coba untuk di hentikan, dan mencoba untuk mengidentifikasi lebih jauh orang yang tidak dikenal tersebut namun terjadi semacam gesekan dan kesalapahaman antara salah satu anggota densus tersebut dengan peserta aksi, setelah mencoba untuk melakukan negosisasi perdamaian dengan melewati beberapa Mahasiswa senior dan aparat yang bertugas di tempat tersebut namun peserta aksi tidak mendapat respon untuk berdamai, sehingga peserta aksi memutuskan untuk melanjutkan aksi di depan Wisma HMI Cabang Makassar di Jl. Botolempangan No. 39 Makassar dalam perjalanan ke Wisma HMI cabang Makassa, kami di ikuti, di ancam dan coba di hentikan oleh anggota densus tersebut yang berjumlah sekitar 15 orang dengan menggunakan Sepeda Motor namun tidak berhasil.

Setelah kami tiba di Wisma HMI Cabang Makassar anggota Densus tersebut langsung bertindak represif dengan cara memukuli semua kader HMI yang sementara sudah berada dalam Wisma serta memecahkan kaca pintu wisma dengan menggunakan gagang pistol.

20.23 – 23. 00 Karena kami merasa diperlakukan represif dan memasuki aula Wisma sehingga kami melakukan perlawanan setelah beberapa lama kemudian anggota densus tersebut meninggalkan Wisma dan secara bersamaan kami melakukan Aksi sebagai bentuk kecaman yang dilakukan oleh anggota densus tersebut dan kader-kader HMI sudah mulai berdatangan di Wisma untuk membantu. 23.00 – 22.30 : Setelah berselang beberapa lama melakukan aksi di depan Wsima, Kapolda SULSELBAR tiba di wisma HMI Cabang Makassar untuk melihat keadaan wisma dan melakukan dialog kecil dengan seluruh anggota HMI yang berada di Wisma pada waktu itu dan di kahir pembicaraan Kapolda meminta untuk ke POLWILTABES untuk melapor terkait dengan penyerangan tersebut dan KAPOLDA juga menunggu di sana untuk melakukan dialog dengan anggota HMI lebih jauh, namun ironisnya setiba di kator POLWILTABES anggota HMI di antaranya Pengurus HMI Cabang Makassar yaitu Ketua Umum, Sekretaris Umum dan beberapa pengurus Presidium Cabang, kembali mendapat perlakukan represif dengan cara Pemukulan, Pengeroyokan, penyeretan dan penahanan dalam ruang sel oleh aparat kepolisian yang di POLWILTABES Makassar pada malam hari itu. 23.50 – 00.00 : Setelah insiden represif kepolisian di kantor POLWILTABES kami kembali ke Wisma HMI Cabang Makassar untuk melakukan konsolidasi kembali atas insiden tersebut sambil melakukan aksi demonstrasi kembali di depan Wisma HMI Cabang Makassar, dan tidak lama kemudian kami kembali lagi ke kantor POLWILTABES Makassar untuk di Fisum luka-luka dan korban hasil dari insiden tersebut. Kamis, 04 Maret 2010 Waktu 09.00 – 12.00 Keesok harinya karena belum mendapat sebuah kepastian yang jelas dari pihak Kepolisian atas insiden sebelumnya, kami kembali melakukan aksi di depan Wisma HMI Cabang Makassar dan memblokir sepanjang Jalan Botolempangan setelah hampir satu harian melakukan aksi tetap belum mendapat kepastian hukum dari aparat kepolisian, sehingga seluruh peserta aksi merasa geram dan terpicu emosionalnya menyepakati untuk mendatangi Polsek Ujung Pandang yang tidak jauh dari Wisma HMI Cabang Makassar, setelah tiba di Polsek tersebut karena peserta aksi semakin banyak sudah tidak mampu terbendung maka terjadilah pelemparan kantor kepolisian tersebut. 12.15 - 12.20 : Setelah peserta aksi melakukan pelemparan di kanrtor Polsek, kami kembali mendapat penyerangan dari aparat kepolisian, karena kekuatan kepolisian tidak mampu mengimbangi massa aksi, maka pihak kepolisian mencoba memprovokasi beberapa masyarakat sekitar 4 orang warga untuk melempar ke arah massa aksi, dan pada saat saling lempar antara wagra yang diprovokasi dan kepolisian tidak lama kemudian semakin banyak aparat yang hadir dengan menggunakan pakaian preman seperti pakaian warga yang mengatasnamakan diri sebagai warga yang resah karena penutupan jalan Botolempangan. Setelah kami melakukan pertahanan yang cukup lama dan mencoba meminta kepada warga yang terprovokasi untuk keluar dari barisan polisi, aparat kepolisian (Intel) yang menggunakan pakaian preman terus berdatangan dan memberikan komando untuk melempar sampai kami terdesak masuk dalam wisma dan mencoba untuk mengamankan diri dan berlindung, Secara bersamaan aparat kepolisian terus melempar ke arah Wisma HMI Cabang Makassar, dan terus masuk memporak-porandakan semua inventaris Wisma HMI dan merusak sejumlah Speda Motor yang diparkir di dalam Wisma HMI Cabang Makassar serta sejumlah kursi dan satu Unit Komputer dan beberapa inventaris hilang. Setelah kami sudah tidak mampu melakukan perlawanan kamipun sekitar 23 orang terjebak dalam area Wisma di tangkap dan di amankan di POLWILTABES Makassar Makassar, 05 Maret 2010 Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Makassar

Tulisan ini bukan mencoba untuk mencari pembenaran atas kejadian di Makassar tersebut, hanya mencoba membuka wawasan teman-teman tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mohon teman-teman agar menyikapi permasalaahn ini dengan arif agar tidak menimbulkan kesalahpahaman baru.

[caption id="attachment_91053" align="alignleft" width="300" caption="budaya HMI : membaca - diskusi - aksi (google.com)"][/caption]

Tujuan HMI berdiri adalah terbinanya insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya Masyarakat Adil dan Makmur yang diridhoi Allah SWT. Jadi tak ada niat sedikitpun dari kami untuk membuat kerusuhan di negara yang kami cintai ini

Salam yakusa (yakin usaha sampai)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun