Mohon tunggu...
Doddie Faraitody
Doddie Faraitody Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

penganut ideologi pertemanan | penikmat dan pemerhati musik indie & bawahtanah | nigtwalker-day sleeper | wisatawan asing dari negara dunia ketiga | PSK : Pekerja Seni Komersil

Selanjutnya

Tutup

Politik

Apakah Polisi Boleh Melanggar?

6 Maret 2010   08:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:35 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_87506" align="alignleft" width="186" caption="melindungi siapa? (google.com"][/caption]

"kekuatanmu dibalik lencana

pegang senjata buatmu bergaya,

lelucon sedih di bawah kendali,

lecehkan mereka yang tak punya lencana

Melindungi siapa? Melayani siapa?”

(lencana – Seringai)

[caption id="attachment_87499" align="alignright" width="240" caption="tilang : sumber panghasilan tambahan ? - google.com"][/caption]

Masih hangatpemberitaan tentang konflik antara polisi dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Makassar yang dipicu oleh arogansi polisi yang menyerang Sekretariat HMI Cabang Makassar. Kejadian itu disikapi oleh HMI di berbagai kota dengan aksi solidaritas yang juga hampir menimbulkan kericuhan baru.

Saya tidak akan membahas tentang ini, karena sudah banyak yang menulis tentang ini. Saya hanya akan menulis apa yang pernah saya alami berkaitan dengan arogansi aparat berseragam coklat itu.

Begini ceritanya, pagi tadi saya melakukan perjalanan dari Jakarta ke Cianjur dengan menggunakan roda dua. Perjalanan berlangsung mulus, hanya ada terhalang macet kecil di beberapa lokasi. Tetapi ketika memasuki kota Cipanas ada sedikit insiden. Setelah melewati pasar Cipanas tepatnya di depan kantor PT Telkom sebelum Istana Cipanas jalan ke arah Jakarta seperti biasa rada macet karena banyak angkutan kota yang “ngetem”, kearah Cianjur juga agak macet. Tiba-tiba ada seorang polisi berseragam (saya tidak bisa melihat namanya karena memakai jaket, dengan mengunakan motor dinas serta memakai helm putih bertuliskan “POLISI” dari arah Cianjur menyalip dengan mengambil jalur kanan hampir menabrak motor saya, beruntung rem kedua motor masih bagus, jadi terhindar dari tabrakan.

Aneh dengan arogansi sang polisi minta saya ke pinggir dan meminta saya memperlihatkan SIM dan STNK motor saya. Saya menolak karena merasa tidak bersalah danmenanyakan kepada polisi tersebut apa salah saya sehingga harus diperiksa SIM saya. Saya bilang lajur saya sudah benar dan beliaulah yang menyalib dengan tiba-tiba mengambil lajur saya sehingga hampir terjadi tabrakan.

Dengan nada tinggi polisi itu berkata “ anda mau melawan petugas?” saya jawab, “ saya bukan mau melawan, hanya menanyakan apa salah saya, seharusnya bapak yang harus memperlihatkan SIM bapak, karena salah ambil lajur, padahal keadaan tidak darurat.” Polisiitu makin marah dan menuduh saya yang menghalangi jalan dia yang sedang bertugas, saya juga makin kesal, dan tetap dengan argumentasi saya bahwa saya tidak salah, dan saya yakin polisi itu juga hanya lewat sendirian tidak sedang mengawal siapapun atau mengejar apapun.

Beruntungnya saya, karena ternyata ketika saya kepinggir ada seorang pengedara motor juga yang ikut ke pinggir (sejak di kawasan Puncak , dia beriringan dengan saya), yang ternyata anggota TNI yang memangmelihat kejadian saya tadi dia ikut menengahi dan bilang ke polisi tersebut bahwa memang dia yang salah, denga malu akhirnya si polisi itu bilang “ Ya sudah saya maafkan anda” saya hanya senyum saja, karena aneh kok dia yang salah tapi dia yang memaafkan saya. Terima kasih buat bapak yang membantu saya (saya tidak sempat mengetahui nama beliau) berkat bantuan beliau saya bisa terlepas dari polisi yang mencoba mengambil keuntungan dari kesalahan yang dia lakukan.

[caption id="attachment_87502" align="alignright" width="300" caption="motor patroli dari APBN, harus digunakan untuk melindungi masyarakat - google.com"][/caption]

Saya harap kepada seluruh jajaran polisi agar tidak terbiasa untuk menyalahkan atau mencari-cari kesalahan para pengguna jalan untuk kepentingan pribadi. Karena seharusnya aparat itu melindungi dan melayani masyarakat, karena polisi itu digaji dari APBN yang bersumber dari pajak yang dibayar oleh rakyat.

Saya harap teman-teman tidak pernah mengalami kejadian seperti saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun