Beberapa tahun belakangan ini terbukti bahwa penting sekali untuk kita menjaga kesehatan tubuh. Banyak usia-usia muda yang masih produktif telah menderita penyakit-penyakit kronis. Bahkan seringkali terdengar mereka yang sudah berolahraga teratur saja dapat mengalami serangan jantung maupun stroke. Terlebih lagi bila kita tidak menjaga kesehatan sejak dini dengan berolahraga teratur, menjaga pola makan dan mengatur pola hidup maka risiko kita untuk menderita suatu penyakit akan lebih besar lagi. Dalam kesempatan ini penulis ingin membahas tentang penyakit sirosis hati, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sebagai permulaan, penting sekali untuk kita mengetahui peranan hati dalam tubuh kita. Hati merupakan organ yang berperan penting dalam proses metabolisme tubuh dan memiliki fungsi yang penting untuk membuat tubuh kita sehat. Hal-hal yang dilakukannya adalah mengatur komposisi dalam darah (kadar gula darah, kadar protein, kadar lemak), membuang racun-racun dari pembuluh darah, memproses dan menyimpan nutrien-nutrien yang telah diserap oleh sistem pencernaan sehingga nutrien yang telah diproses tersebut dapat digunakan oleh tubuh, menghasilkan senyawa-senyawa penting (contohnya kolesterol, albumin, dan faktor-faktor pembekuan darah).
Mengapa penulis ingin membahas tentang penyakit sirosis hati? Data yang didapat dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) didapatkan prevalensi pasien sirosis hati adalah sebesar 47.4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat di rumah sakit umum pemerintah di Indonesia. Dari persentase itu sudah terbukti banyaknya pasien yang menderita sirosis hati bahkan angka tersebut belum termasuk pasien sirosis hati yang dirawat di rumah sakit swasta.
Pada sirosis hati didapatkan adanya jaringan parut pada hati sehingga seiring dengan waktu maka jaringan hati yang sehat semakin lama akan semakin berkurang. Hal ini dapat terjadi pada berbagai penyakit hati seperti hepatitis, pecandu alkohol, dan sebagainya. Semakin berkurangnya jaringan hati yang sehat maka hati semakin tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. Kerusakan hati yang rusak akibat jaringan parut tidak akan bisa kembali normal lagi, namun bila sirosis hati terdiagnosa awal maka dapat dilakukan untuk mencegah jaringan hati yang masih sehat menjadi jaringan parut.
Dari pembahasan sebelumnya kita sudah mengetahui berbagai fungsi hati maka dapat dibayangkan apabila hati tidak berfungsi normal. Diantaranya dapat terjadi pengumpulan cairan pada kaki maupun perut karena penurunan kadar albumin dalam tubuh, mudah untuk mengalami perdarahan karena faktor-faktor pembekuan darah menurun, dan penumpukan racun-racun yang seharusnya didetoksifikasi. Â Â
Pada pasien sirosis hati seringkali didapati menderita malnutrisi atau adanya perubahan dalam status nutrisi, yaitu adanya defisiensi (kekurangan) mikronutrien yang diakibatkan oleh beberapa mekanisme, diantaranya adalah penurunan nutrisi oral karena nafsu makan yang menurun, penurunan daya serap oleh sistem pencernaan dan peningkatan hilangnya nutrisi. Pasien sirosis hati seringkali mengalami defisiensi mikronutrien (zinc, magnesium, selenium, vitamin B kompleks, vitamin A, vitamin C, vitamin D, vitamin E, asam folat, zat besi). Salah satu defisiensi yang sangat umum adalah defisiensi zinc (pasien yang kekurangan zinc dapat mengalami kelainan metabolik) dikarenakan banyaknya zinc yang keluar melalui urin (air kemih).
Diet pada penderita gangguan hati sangat berperan dalam perkembangan dan progresifitas penyakit. Nutrisi yang berlebihan dapat menyebabkan penambahan berat badan yang berlebihan sehingga dapat meningkatkan risiko untuk menderita perlemakan hati. Penderita sirosis hati harus berhenti untuk meminum minuman beralkohol, sedangkan pada pasien sirosis hati yang menderita asites (pengumpulan cairan dalam rongga perut) sebaiknya makan makanan yang rendah garam disertai dengan pembatasan cairan yang masuk ke dalam tubuh meskipun akan terasa sulit karena seringkali pasien merasa haus dan pasien sirosis hati juga dianjurkan untuk memakan makanan yang tinggi kadar proteinnya untuk mencegah otot pasien mengecil yang diakibatkan adanya fase katabolik.
Pada pasien sirosis hati terjadi peningkatan fase katabolik saat tengah malam dikarenakan terbatasnya gula yang tersimpan di dalam hati. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah memakan makanan dalam porsi kecil sepanjang hari dan tetap mengkonsumsi karbohidrat kompleks pada malam hari (snack malam) untuk mencegah terjadinya fase katabolik. Pasien sirosis hati yang memiliki berat badan berlebihan dan menderita perlemakan hati dianjurkan untuk tidak membatasi protein yang dikonsumsi tetapi membatasi kalori.
Selain memperhatikan hal-hal yang telah dibahas, penting juga untuk mengingat bahwa hidup kita terdiri dari aspek fisik, psikologis dan sosial. Oleh karena itu, selain menjaga kesehatan tubuh penting sekali untuk kita memiliki pikiran yang sehat dan tinggal dalam lingkungan yang sehat. Akhir kata, semoga tulisan ini menjadi berkat bagi para pembaca tetapi penulis tetap menyarankan para pembaca untuk tetap berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan informasi yang lebih jelas lagi. Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H