Mohon tunggu...
Doc Florence
Doc Florence Mohon Tunggu... Dokter Umum -

A Dream Pursuer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Vitamin D dan "Graves' Disease"

31 Agustus 2017   21:02 Diperbarui: 31 Agustus 2017   21:13 1828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Salam sejahtera untuk kita semua,

Kali ini saya akan memaparkan mengenai kaitan pentingnya hubungan kadar vitamin D pada pasien Graves' disease (GD). Mungkin belum banyak yang mengetahui perihal penyakit tersebut. Graves' disease merupakan salah satu penyakit autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif sehingga menyebabkan kondisi yang kita sebut dengan hipertiroid, ditandai dengan meningkatnya kadar hormon tiroid dalam tubuh secara berlebihan. Graves' disease pada umumnya terjadi pada usia muda yaitu sekitar 30-50 tahun namun dapat juga terjadi pada semua usia tetapi angka kejadiannya lebih jarang. 

Berdasarkan data dari jurnal NEJM didapatkan insidensi GD berkisar 20-50 kasus per 100.000 penduduk tiap tahunnya dan wanita lebih berisiko untuk terkena penyakit ini dibanding pria dengan perbandingan 8:1 (hal ini mungkin disebabkan karena kehamilan dapat mempengaruhi kelenjar tiroid sehingga dapat mencetuskan GD). Prevalensi Gejala-gejala yang seringkali muncul meliputi tremor pada tangan atau jari, jantung berdebar-debar, penurunan berat badan, mata yang menonjol (exophthalmos), kulit lebih lembab, perubahan pada siklus menstruasi sehingga mempengaruhi kondisi emosi (mood swing).

Terdapat 3 pilihan terapi untuk GD, yaitu dengan obat, tiroidektomi (prosedur pembedahan dimana semua atau sebagian kelenjar tiroid dibuang), terapi radioiodine. Terapi radioiodine merupakan terapi yang paling mudah dengan efek samping minimal dibandingkan terapi lainnya. Namun, kegagalan terapi radioiodine dapat mencapai 8-50% kasus setelah pemberian dosis pertama.

Pada beberapa penelitian didapatkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat meningkatkan risiko untuk mengidap GD. Namun bukan hanya meningkatkan risiko penyakit tetapi rendahnya kadar vitamin D dapat mempengaruhi hasil terapi radioiodine. Penelitian yang dipublikasi pada jurnal endokrinologi didapatkan bahwa kadar vitamin D juga mempengaruhi keberhasilan terapi radioiodine bagi penderita GD yang sedang menjalani pengobatan dengan terapi tersebut. 

Peneliti membandingkan kadar vitamin D antara 128 pasien GD yang menjalani terapi radioiodine dengan 60 partisipan yang sehat. Hasilnya didapatkan partisipan yang sehat memiliki kadar vitamin D yang lebih tinggi dibandingkan penderita; terapi raioiodine berhasil pada 96 (75%) penderita GD dan gagal pada 32 (25%) penderita GD; penderita GD yang kadar vitamin D nya di bawah 20 ng/ml berisiko 8 kali lipat mengalami kegagalan terapi radioiodine dibandingkan penderita GD yang kadar vitamin D nya sama dengan atau di atas 20 ng/ml. Dari hal tersebut dapat disimpulkan pentingnya bagi penderita GD yang menjaga kadar vitamin D dalam tubuhnya pada batas nilai normal, bisa dengan mengkonsumsi suplemen. Namun, kadar vitamin D juga jangan berlebihan dari nilai normal karena seperti yang telah kita ketahui bahwa vitamin A, D, E dan K bila berlebihan dapat mengakibatkan efek samping. 

Salam sehat bagi kita semua ^.^   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun