Jalan Tengah
(Obrolan Sore dengan Gerson Poyk)
By : Fanny J.Poyk
Banyakargumentasi bermunculan pasca penyerbuan Ahmadiyah maupun gereja-gereja di Temanggung, Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu. Pendapat itu ada yang pro, kontra, bersimpati bahkan antipati. Semua sah-sah saja, demokrasi untukberpendapat, beragama, harusnya memang berjalan sesuai irama hidup dan kehidupan itu sendiri. Urusan dengan Tuhan hanya Tuhan yang tahu, urusan dengan manusia menjadi masalah personal yang memiliki tingkat kepercayaan yang sulit diukur.
Unsur kepentingan di dalamnya banyak bermain. Demokrasi moral baik itu dari sudut pandang agama, politik, pertemanan atau yang lainnya, pada akhirnya kembali kepada kita, kita harus bertanya pada diri sendiri, apakah kita lebih benar dari yang benar? Apakah kita suci dari yang yang suci? Apakah kita berhak mengadili orang lain, berhak mengadili keyakinan orang lain? Berhak mengadili perilaku orang lain? Berhak mengatakan yang ini salah dan yang ini benar? Jika ‘ya’ itu tandanya kita adalah manusia yang paling benar dari yang benar, jika ‘tidak’ kita masih bisa bertoleransi dan masih dapat mengoreksi diri sendiri bahwa di dunia ini kita tidak sendiri, di dunia ini Tuhan menciptakan beragam ras, beragam keyakinan, beragam kegembiraan, dan beragam penderitaan. Di dunia ini kita adalah kita, yang membaur bersama keberagaman kita…