Mohon tunggu...
Adam
Adam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Berbahayanya TikTok: Ketika Hiburan Berubah Menjadi Ancaman

9 Januari 2025   11:08 Diperbarui: 9 Januari 2025   11:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Charles Smith (Sumber: TikTok/wolfiekahletti

TikTok tidak hanya menjadi alat hiburan, tetapi juga alat yang mengubah cara generasi muda berperilaku, berbahasa, dan bahkan berpikir. Dengan konten yang singkat dan menghibur, TikTok menciptakan pola konsumsi informasi yang cepat dan dangkal. Banyak pengguna muda yang lebih memilih belajar melalui video singkat di TikTok daripada membaca artikel panjang atau buku.

Selain itu, TikTok telah menciptakan tren-tren sosial yang memengaruhi cara generasi muda mengekspresikan diri, mulai dari fashion hingga pandangan politik. Dalam banyak kasus, platform ini menjadi ruang untuk menyuarakan opini dan memobilisasi gerakan sosial, yang terkadang dapat membawa dampak positif. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa dominasi TikTok dalam kehidupan generasi muda dapat mengikis nilai-nilai tradisional dan mempercepat asimilasi budaya asing.

TikTok dan Standarisasi Hidup

Salah satu dampak paling signifikan dari TikTok adalah standarisasi hidup yang didorong oleh tren di platform tersebut. TikTok seringkali menampilkan standar kecantikan, gaya hidup, dan kesuksesan tertentu yang dapat memengaruhi cara pengguna melihat diri mereka sendiri. Banyak remaja merasa tekanan untuk mengikuti tren populer, seperti memiliki tubuh ideal, memakai merek tertentu, atau menjalani gaya hidup mewah yang sebenarnya di luar kemampuan mereka.

Fenomena ini dapat berdampak pada kesehatan mental, karena pengguna merasa harus memenuhi standar yang tidak realistis. Lebih jauh lagi, standarisasi ini juga menciptakan kesenjangan sosial yang lebih besar, karena mereka yang tidak dapat mengikuti tren merasa tertinggal atau tidak cukup baik. Penting bagi pengguna untuk menyadari bahwa tidak semua yang ditampilkan di TikTok adalah nyata atau layak dijadikan acuan hidup.

Tanggung Jawab Bersama untuk Solusi

Menanggapi bahaya yang ditimbulkan TikTok, semua pihak yang bertanggung jawab perlu bekerja sama. Pertama, TikTok sendiri harus meningkatkan sistem moderasi dan transparansi algoritmanya. Kedua, TikTok tidak boleh mengesampingkan regulasi yang dibuat oleh pemerintah. Pihak berwenang, terutama di negara asal TikTok, China, seharusnya ikut serta dalam upaya menjamin keamanan bagi pengguna. Ketiga, pengguna TikTok, terutama segmen anak dan remaja, seharusnya dilindungi dengan langkah-langka yang rasional dan tidak melanggar hak asasi.

Pengguna itu sendiri mesti lebih kritis dan bijak dalam mengonsumsi konten. Batasi saja waktu penggunaan, verifikasi informasi yang akan dibagikan, dan hindari terlibat dalam tren-tren berbahaya di media sosial. Orang tua pun harus berperan aktif dalam mengawasi dan mengedukasi anak-anaknya untuk bisa menggunakan media sosial dengan sehat.

Kesimpulan

Mengubah cara kita berkomunikasi. Meski tidak bisa diabaikan, TikTok tentu tidak bisa luput dari bahaya. Bahaya yang ditimbulkan berasal dari banyak faktor. Diperlukan kesadaran kolektif dan tindakan nyata dari semua pihak supaya platform ini tidak mengganggu kesehatan mental, kesehatan informasi, dan tidak merugikan kesejahteraan masyarakat.

Mungkin sudah saatnya kita mengevaluasi lagi hubungan kita dengan platform ini. TikTok dapat berfungsi sebagai alat yang menguntungkan, bila kita menggunakannya dengan baik. Tetapi ia bisa juga berfungsi sebagai alat yang merugikan, bila kita membiarkannya tanpa kendali. Kita sebagai pengguna-lah yang menentukan, pada akhirnya, bukan di tangan TikTok, bukan di tangan gubernur, bukan di tangan polisi, untuk membentuk masa depan alat yang satu ini: apakah lebih sehat, lebih aman, dan lebih berpikir panjang, atau tak lebih daripada digital junk food.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun