Mohon tunggu...
Danial Yosafat
Danial Yosafat Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fisip Uhamka

May the darkness within you find peace in the light.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Buruk Terlalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain

30 Januari 2021   11:06 Diperbarui: 3 Februari 2021   11:41 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahukah kamu terlalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental, berikut penjelasan nya!

Membandingkan diri dengan orang lain sangat lah tidak baik, hal tersebut dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan mental seseorang. Tak jarang, seringkali seseorang membandingkan dirinya dengan orang lain. Bahkan tanpa sadar, orang tua sekali pun sering kali membandingkan anaknya dengan orang lain. Seseorang yang sering membandingkan diri nya dengan orang lain akan kehilangan rasa percaya diri dan terus merasa kurang dalam menjalani hidup. Untuk itu berhentilah membandingkan diri anda dengan orang lain. Sebab jika tidak, inilah kerugian yang akan diri sendiri rasakan.

Sikap membanding-bandingkan memang tak ada habisnya. Justru hal itu akan semakin membuat minder saat melihat orang lain yang berbeda dengan Anda. Akibatnya Anda tidak memiliki lingkup pergaulan yang luas, dan perkembangan karier jadi terhambat. Perlu diingat, Anda dan orang lain itu berbeda. Jadi, syukuri apa yang menjadi kepunyaan Anda dan biarkan orang lain bersenang-senang atas milik mereka, agar rasa minder dapat terkikis secara perlahan.

Semakin sering membandingkan, hidup Anda semakin terasa hampa karena kurang puas dengan apa yang dimiliki saat ini. Padahal apa yang dimiliki sudah cukup untuk membuat hidup Anda menjadi bahagia. Tetapi karena tidak ingin kalah dari orang lain, Anda selalu ingin ini dan itu agar merasa lebih hebat daripada yang lain. Kebutuhan setiap orang lain itu berbeda-beda. Jika orang lain punya mobil mewah, bukan berarti Anda juga harus punya. Nikmati apa yang ada saat ini Anda punya dan tetaplah bersyukur karena masih banyak orang kurang beruntung di luar sana.

Sadar atau tidak, kesehatan mental dapat terganggu jika terlalu sering aktif di media sosial. Contoh kecilnya, ketika Anda melihat orang lain punya tas baru, maka terbersit di angan untuk ingin juga membeli tas baru, dan seterusnya. Mulai dari sekarang, kurangi aktivitas di media sosial. Jadikan jejaring sosial sebagai wadah positif yang dapat membawa Anda menuju gerbang kesuksesan, bukan menjadi wadah untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain.

Maka dari itu konsep diri sangat amat penting dalam pembahasan kali ini. Karena dengan mengetahui dan memahami tentang konsep diri dapat membantu kita untuk lebih paham bagaimana cara kita mengkonsep kan diri kita sendiri. Konsep diri itu sendiri menurut para ahli adalah;

William D. Brooks (Jalaluddin Rakhmat, 2007: 99) mendefinisikan konsep diri sebagai "those physical, social, and psychological perceptions of ourselves that we have derived from experiences and our interaction with others". Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita sendiri. Persepsi ini bisa bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Persepsi yang bersifat psikologi misalnya pandangan mengenai watak sendiri. Persepsi yang bersifat sosial misalnya pandangannya tentang bagaimana orang lain menilai dirinya. Persepsi yang bersifat fisik misalnya pandangan tentang

penampilannya sendiri. dan menurut Anita Taylor (Jalaluddin Rakhmat, 2007: 100) mendefinisikan konsep diri sebagai "all you think and feel about you, the entire complex of beliefs and attitudes you hold about yourself". Konsep diri meliputi apa yang kita pikirkan tentang diri kita sendiri dan yang kita rasakan tentang diri kita sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara pandang kita terhadap Pemikiran dan perasaan kita terhadap diri kita sendiri yang bersifat psikologi, sosial, dan fisik.

Jadi, betapapun pentingnya konsep diri dalam meningkatkan motivasi belajar? Jawabannya pastilah sangat penting, Berbicara tentang konsep diri tidak memandang dari sikap percaya diri dan optimis. Percaya bahwa kita mampu dan optimis bahwa kita akan berhasil. Coba seandainya kita yakin bahwa "Kita bodoh", tantu saja kita malas untuk belajar. "Buat apa saya belajar, toh hasilnya akan sama saja."

Maka dari itu kita harus mengambil sisi posotif dari konsep diri karena konsep diri positif akan cendrung optimis, menunjukan rasa penuh percaya diri, dan selalu positif terhadap segala sesuatu, bahkan terhadap kegagalan yang membantu selama proses kehidupannya sekalipun. Misalnya saja seorang karyawan swasta yang selalu sukses dalam setiap bisnisnya, jenjang karir yang meningkat dengan cepat suatu ketika pada saat mengerjakan sebuah proyek ternyata gagal. Bisa jadi pada saat itu karyawan tersebut akan merasa tidak berguna dan merasa putus asa, tapi karena karyawan tersebut memiliki konsep diri yang positif dalam dirinya, maka ia akan menganggap itu kegagalan yang biasa dalam menuju kesuksesan serta akan bertekat untuk terus mencoba dan berusaha memperbaiki atas kegagal yang pernah terjadi. Individu yang memiliki konsep diri yang positif akan selalu menghargai dirinya sendiri serta melihat apapun dari sisi positifnya untuk dilakukan demi pencapaian kesuksesan dalam setiap proses kehidupannya. Konsep diri positif merupakan Kunci dalam hidup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun