Elise sekali lagi mematut dirinya di depan cermin, untuk kesekian kalinya ia memastikan tidak ada yang salah dengan riasannya mengingat ini adalah pertama kalinya bagi Elise merias wajahnya sedemikian rupa. Jantungnya terus berdebar karena menanti pertemuan dengan sang pujaan hati yang telah ia rencanakan malam sebelumnya.Â
Membayangkan tatapan lembut dan senyum menawan pria yang ia temui di perpustakaan ketika melihat hasil dari jerih payahnya untuk tampil sempurna hari ini membuat bibir tipis berkilaunya tersungging sepanjang pagi ini. Pipinya yang dipoles dengan warna merah muda yang lembut semakin merona ketika ia mengingat kembali saat ia tidak sengaja menabrak seorang pria, yang beberapa bulan terakhir ini selalu memenuhi pikirannya, di lorong rak buku karena ia membawa sejumlah tumpukan buku di tangannya.Â
Pandangannya yang terhalang tumpukan buku itu membuat Elise tidak melihat pria itu yang sedang asyik membaca sebuah buku berdiri di depannya dan...BRUK!!! Buku-buku Elise pun berjatuhan dan sesaat menarik perhatian beberapa orang di sekitar mereka.
"Aduh! maaf, aku nggak lihat." Ucap Elise perlahan sambil cepat-cepat merapikan buku-bukunya.
"Nggak apa-apa, kok. Sini biar aku bantu." Balas pria itu sambil membantu Elise. Saat hendak mengambil buku terakhir tiba-tiba tangan pria itu tak sengaja menyentuh tangan Elise, membuatnya menengadah dan memandang wajah pria tersebut. Elise seketika terdiam saat mata mereka saling bertemu.
Ganteng banget. Eh, perasaan apa ya ini? Kok, aku deg-degan? Seolah tersihir oleh tatapan pria itu Elise tidak menyadari bahwa wajahnya memerah karena tersipu malu.
"Hey, kamu nggak apa-apa?" Pertanyaan pria itu menyadarkan Elise dari lamunannya. Elise segera menarik tangannya dan segera berdiri membawa tumpukan bukunya, mengucapkan terima kasih, kemudian bergegas berjalan meninggalkan pria itu menuju meja perpustakaan.
Elise mulai membuka buku pertamanya saat seseorang duduk di sebelahnya.
"Ketinggalan satu bukunya." Elise terkejut ketika orang itu tiba-tiba menyodorkan sebuah buku padanya, namun ia berhasil menutupinya. Ternyata orang tersebut adalah pria yang tadi.
"M-makasih." Sekali lagi Elise dibuat tersipu oleh pria itu.