Mohon tunggu...
DNA Hipotesa
DNA Hipotesa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kajian Ekonomi oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi IPB University

Discussion and Analysis (DNA) merupakan sebuah divisi di Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (Hipotesa) yang berada di bawah naungan Departemen Ilmu Ekonomi, FEM, IPB University. As written in the name, we are here to produce valuable analysis of the economy, while building a home for healthy economic discussions. All of this is aimed to build critical thinking which is paramount in building a brighter future for our economy.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyelenggaran KTT G20 Bali 2022: Dampak Terhadap Dunia dan Indonesia

16 November 2022   16:50 Diperbarui: 17 November 2022   08:03 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dampak KTT G20 di bali

Penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia akan membahas berbagai agenda dan juga isu-isu yang mewakili semua kepentingan anggota baik itu negara berkembang dan negara maju. Pembahasan agenda tersebut dapat dibedakan menjadi dua jalur, yaitu jalur keuangan (Finance Track) dan juga jalur sherpa (Sherpa Track).

Finance track fokus membahas isu keuangan dalam hal kebijakan fiskal, moneter dan sektor riil, regulasi keuangan, serta perpajakan. Berkaitan hal tersebut, Bank Indonesia mencatat terdapat enam agenda utama yang menjadi pokok bahasan dalam pertemuan khusus finansial track. Adapun agenda-agenda utama tersebut yang pertama adalah exit strategy to support recovery membahas upaya anggota forum G-20 melindungi negara-negara yang mulai bangkit menuju pemulihan ekonomi akibat spillover exit policy oleh negara maju. Kedua, addressing scarring effect to secure future growth  mengatasi dampak berkepanjangan akibat krisis dengan meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan jangka panjang. Ketiga, payment system in digital era terkait standar pembayaran lintas batas negara serta CBDC. Keempat, sustainable finance  membahas risiko iklim dan risiko transisi menuju ekonomi rendah karbon dan stabilitasi keuangan. Kelima, financial inclusion: digital financial inclusion and SME finance membahas pemanfaatan open banking bagi underserved community. Keenam, international taxation berfokus pada perpajakan internasional terkait implementasi framework bersama OECD/G-20 yang disebut base erosion and profit shifting (BEPS).

Pembahasan dalam Sherpa Track pada pelaksanaanya, akan membahas isu-isu non keuangan seperti perubahan iklim, perdagangan, pembangunan, energi, antikorupsi, dan geopolitik. Isu prioritas bagi Indonesia mengenai Sherpa Track adalah topik kesehatan, ekonomi digital, dan transisi energi. Isu kesehatan membahas mengenai peningkatan ketersediaan vaksin dan produk medis lainnya. Selain itu pemanfaatan teknologi digital yang lebih inklusif, agar proses pemulihan ekonomi menjadi lebih cepat terutama pada umkm. Dan terakhir transisi energi menuju pemanfaatan sumber energi yang ramah lingkungan harus dapat dipercepat dalam prosesnya.

Dampak penyelenggaraan KTT G20 yang dirasakan langsung oleh Indonesia, terutama dampak non keuangan atau Sherpa Track adalah peningkatan keterlibatan UMKM dalam ekonomi dan  penyerapan tenaga kerja sebanyak lebih dari 33 ribu di berbagai sektor. Sektor yang akan langsung mendapat dampak positif yaitu sektor perhotelan dan pariwisata, yang mana tingkat hunian hotel di bali diprediksi akan meningkat sebesar 45,96%. Selain itu, kunjungan ke tempat wisata unggulan di bali juga akan meningkat karena menerima kunjungan dari peserta KTT G20. Dampak lainnya yang dirasakan adalah dengan diadakannya KTT G20 di Indonesia, maka hal ini akan menjadi kesempatan Indonesia untuk memperkenalkan berbagai produk unggulan milik Indonesia ke dunia.

Perdamaian dunia

KTT G20 yang diadakan di Bali pada pertengahan November 2022 dapat menjadi sebuah momentum bagi Indonesia sebagai Presidensi G20 2022 untuk bisa mendamaikan konflik antara Rusia dan Ukraina yang tak kunjung usai hingga saat ini. Bahkan perang antara Rusia dan Ukraina ini diprediksi bisa menyebabkan adanya Perang Dunia ke-3 pasca bergabungnya Belarusia, China, Iran, dan Korea Utara, dan Rusia melawan NATO, AS, dan sekutunya.

KTT G20 bisa menjadi wadah yang efektif dalam perdamaian konflik 2 negara tersebut. Berbeda dengan pertemuan di PBB yang tidak bisa menghasilkan keputusan secara langsung karena hanya diwakilkan oleh para dubesnya saja. Pada KTT G20, semua kepala negara dan kepala pemerintahan masing-masing negara langsung hadir sehingga masing-masing pemimpin bisa mengambil keputusan secara langsung pada pertemuan tersebut.

Presiden Jokowi sebagai pemimpin KTT G20 diharapkan bisa menjadi penengah antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk bisa mengakhiri konflik mereka. Serta mendorong semua negara terutama antara Blok Rusia dan Blok Ukraina untuk bisa berkomitmen dalam mengakhiri pertikaian dan menjaga perdamaian dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun