Dorongan Ekonomi
Berapa besar kekuatan komputasi yang diperlukan untuk menjalankan metode proof-of-work dalam sistem Bitcoin? Untuk menjawab pertanyaan ini, perlulah berkilas balik pada awal mula terciptanya Bitcoin. Diyakini, Nakamoto sang pencipta Bitcoin menambang blok pertama dari komputer personal miliknya. Jika dibandingkan dengan pertambangan Bitcoin sekarang, tentu saja kekuatan komputasinya sangat tidak berimbang. Namun, menilik konstruksi sistem Bitcoin, sebenarnya tidak ada yang salah dengan pertambangan yang menggunakan tingkat komputasi rendah. Namun, Nakamoto mempercayai bahwa perkembangan teknologi komputer akan sedemikian pesatnya menurut Hukum Moore (Moore’s Law) (Nakamoto, 2008), sehingga ia memberlakukan pembatasan yang disebut tingkat kesulitan (difficulty level) terhadap proof-of-work yang harus dikerjakan oleh para penambang, sehingga berapapun besarnya kekuatan komputasi yang dimiliki oleh para penambang di seluruh dunia, sistem Bitcoin hanya akan menghasilkan sebuah blok tiap 10 menit. Tingkat kesulitan akan dihitung ulang setiap 2 minggu sesuai dengan jumlah kekuatan komputasi yang tersedia dalam sistem.
Faktanya, seiring dengan tingginya harga bitcoin, orang-orang berlomba-lomba untuk ikut menambang dalam sistem Bitcoin. Dampaknya adalah tingkat komputasi yang melesat tinggi dan tingkat kesulitan yang terus saja menyesuaikan dengan jumlah komputasi dalam sistem. Dorongan akan insentif ekonomi besar yang ditawarkan oleh sistem pertambangan Bitcoin membuat penambang-penambang besar bermunculan dengan investasi infrastruktur pertambangan Bitcoin yang tidak sedikit. Sistem terdesentralisasi yang digagas oleh Bitcoin, pada akhirnya mengerucut pada para pemilik kekuatan finansial. Sementara mereka yang tidak memiliki cukup modal untuk bersaing dengan mereka yang berkocek tebal sudah tentu tersisih. Sistem pertambangan yang ada sekarang merupakan murni persaingan finansial; yang terpenting adalah bagaimana memiliki kekuatan yang signifikan dalam sistem Bitcoin dan mengeruk keuntungan finansial sebesar-besarnya. Maka ekonomi pun akan tetap berpihak pada penguasa mayoritas sumber daya, baik dalam sistem tradisional maupun dalam sistem Bitcoin.
Kesimpulan
Bitcoin, meskipun dimulai dari gerakan kebebasan dan menawarkan konsep-konsep yang sama sekali berbeda dengan sistem tradisional, tetap tidak dapat menjauhkan diri dari sifat dan karakter ekonomi dunia saat ini. Maka ketika penggunaan Bitcoin semakin meluas di dunia, segelintir orang-orang kuat tetaplah ada di sana untuk mengendalikan sistem.
Â
Referensi
Back, A. (2002). Hashcash-a denial of service counter-measure.
Bartlett, J. (2014). The Dark Net: The Random House.
Chaum, D. (1983). Blind signatures for untraceable payments. Paper presented at the Advances in cryptology.
Chaum, D. (1985). Security without identification: Transaction systems to make big brother obsolete. Communications of the ACM, 28(10), 1030-1044.