Mohon tunggu...
Didih M Sudi
Didih M Sudi Mohon Tunggu... -

Silaturahmi membuat hidup jadi lapang.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menghargai Proses (2)

11 Agustus 2010   20:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sebenarnya, sebagaimana kita maklum, aturan puasa bukanlah satu-satunya hukum yang diberikan kepada kita secara bertahap sebelum sampai kepada aturan yang final. Masih banyak perintah dan larangan lain yang juga diberikan secara bertahap. Melewati serangkaian waktu; melalui serangkaian proses. Bahkan Al-Quran itu sendiri diturunkan secara bertahap selama hampir 23 tahun. Padahal kalau Allah berkehendak tentu Al-Quran dapat diturunkan secara sekaligus.

Kalau Allah memberikan contoh melalui serangkaian tahapan atau proses, tentu tidak ada alasan untuk manusia untuk tidak melakukan hal yang sama. Tulisan tentang proses yang terjadi pada perintah puasa di atas sebenarnya hanya ingin mengajak kita semua untuk merenung bahwa segala sesuatu di dunia ini terjadi melalui serangkaian proses. Kalau kita melihat seseorang atau bangsa yang saat ini maju, maka pasti mereka sebelumnya telah melewati serangkaian proses yang benar bahkan bisa jadi berliku-liku.

Banyak orang yang saat ini kaya, sebenarnya dulu adalah orang miskin, bahkan teramat miskin. Lewat serangkaian proses melalui kerja keras, akhirnya Allah memberikan mereka karunia sehingga menjadi orang kaya. Ilmuwan, kyai, atau akademisi yang sekarang memiliki tingkat keilmuan yang tinggi pasti dulunya bersusah payah mencapainya. Demikian juga dengan orang yang saat ini menduduki kedudukan tinggi, dapat ditelusuri riwayat perjalanan dia sebelumnya. Pasti lewat perjuangan yang panjang.

Sebaliknya, budaya yang hanya melihat hasil tanpa menghargai proses akan membawa manusia ke dalam suatu keadaan yang tidak menghargai orang lain, dan cenderung menempuh cara apa pun untuk mencapai tujuan.

Seorang pelajar atau mahasiswa yang ingin pintar dan meraih gelar tentu akan belajar dengan tekun. Tidak akan pernah menyontek. Apalagi kemudian jual beli gelar demi memenuhi kualifikasi formal. Pun, seseorang yang ingin kaya, tentu akan dengan tekun berusaha. Tekun dalam cara-cara yang benar. Seorang staf yang ingin naik kedudukan, tentu dilakukan dengan cara bekerja yang benar, penuh tanggung jawab. Bukan dengan cara menjilat atasan, atau menghasut teman sejawat.

Apakah ada orang yang mencapai sesuatu tanpa melalui proses? Tentu saja ada. Allah sebagai Zat Mahakuasa, tentu mampu menentukan apa pun yang Dia kehendaki. Masalah ini, tidak menjadi pembahasan di sini.

Semoga Ramadhan ini memberikan kesadaran kepada kita untuk menghargai proses. Tidak ingin mencapai suatu posisi atau keinginan secara instan. Juga, tidak menilai seseorang dari hasil yang saat ini tampak di depan mata. Wallahu a’lam.

Tulisan ini pernah dimuat di harian Radar Banten, 25 Agustus 2009.

http://www.radarbanten.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=45901

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun