Mohon tunggu...
DIAN RAHMAWATI
DIAN RAHMAWATI Mohon Tunggu... -

^_^

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dahlan Iskan, Bukan (Untuk Selalu) “Is Can”

2 Agustus 2012   08:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dahlan Iskan bukan Pahlawan

Dahlan Iskan bukan pula Raja

Dahlan Iskan manusia biasa

Bukan Nabi yang terjamin langkahnya

Apalagi Malaikat yang jelas berbeda asal muasalnya

Bahkan,...

Dahlan Iskan bukan “pegadaian” yang bisa mengatasi masalah tanpa menimbulkan permasalahan

Atau montir perbengkelan yang sekali “ketok” hilanglah semua kebobrokan

Namun,...

Dahlan is can to be hero

Dahlan is can to be a king

Karena,...

Dahlan sekedar selalu berusaha berjalan ke arah sempurna dan bukan kita yang berhak mengukur jauh dekatnya

Dahlan hanya umat yang mentauladani Nabinya berusaha mengemban kebaikan dengan sudut pandang dan laku tingkahnya yang tak sempurna apalagi penuh terjaga olehNYA

Dan jelas-jelas Dahlan bukan malaikat yang rel kehidupannya sudah jelas hanya bertasbih pada Sang Pencipta, Dahlan juga punya jeda antara akal dan nafsunya

Lalu apakah karena Dahlan manusia biasa, kita sudah bisa menjadi hakim yang sempurna

Hingga pantas untuk kita menilai menimbang-nimbang kebaikan-keburukannya

Apakah jalan kita telah sampai pada kebaikan yang nyata

Hingga merasa pantas mendikte jauh dekatnya Dahlan dari kebenaran

Bukankah akan sangat lebih bijaksana

Masing-masing dari kita mengaca

Lebih banyak mana waktu menambah kebaikan diri dari waktu menengok keburukan tetangga

Apa tidak lebih baik dan akan jauh lebih nyata

Jika kita juga bersama-sama

Mengikuti “langkah baik Dahlan”, bukan untuk menjadi “simpatisan”

Mari menjadi juru kampanye “sifat positif” Dahlan, tanpa usah menjurui kampanye agar Dahlan ikut pencalonan

Dan tiada yang lebih bijaksana, bila sesekali kita menegur “sifat buruk dan kekurangan Dahlan” yang masih bercokol di diri kita, agar kita juga “is can

Negeri kita sudah terlalu banyak memiliki oposan, yang sangat-sangat sibuk melihat, membahas, menguliti sifat buruk dan kekurangan orang, hingga lupa dirinya penuh borok dan kebobrokan

Negeri kita terlampau berat menanggung gunung kemalasan orang-orang yang berpangku tangan menunggu, menanti orang lain berbuat kebaikan

Marilah bersama berbuat suatu nyata, yang lebih baik adanya

Berusaha “can” melakukan sesuatu (yang mungkin) Dahlan Iskan is can’t!

(Surabaya, 1 Agustus 2012, 00:30 WIB)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun