Mohon tunggu...
Muhammad DickyNur
Muhammad DickyNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saintis

Mahasiswa dengan hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seminar dan Diskusi Online sebagai Upaya Optimalisasi Pengkaderan di Organisasi Daerah pada Masa Pandemi

17 Juni 2022   22:33 Diperbarui: 18 Juni 2022   06:40 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tentu saja di masa pandemi ini permasalahan baru akan muncul di berbagai lapisan termasuk proses regenerasi kaderisasi di organisasi daerah. Dalam hal ini, regenerasi kaderisasi selama pandemi dan sebelum pandemi akan sangat berbeda dan strategi baru perlu diadopsi dalam prosesnya. Proses regenerasi di masa pandemi banyak sekali kekurangan yang didapatkan, bahkan kelebihannya pun bisa dimanfaatkan. Dalam masa pandemi, sinergi antar berbagai komponen harus selalu digunakan karena tentunya yang menjadi masalah adalah faktor jauhnya proses kaderisasi yang menghambat proses regenerasi sebuah organisasi. Dalam proses regenerasi orda (organisasi daerah) diperlukan strategi yang dianggap cocok yang akan dibahas dalam artikel ini.

Kaderisasi di masa pandemi ini memang membutuhkan peran teknologi, terutama peran gadget atau smartphone. Selain itu, faktor jaringan dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan teknologi juga harus diperhatikan karena kedua hal ini menjadi pertimbangan utama dalam proses regenerasi. Proses regenerasi di masa pandemi ini harus mengoptimalkan berbagai perkembangan di bidang teknologi jarak jauh, seperti penggunaan konferensi media seperti Zoom, Google Meet, dan media sosial. Dengan menggunakan teknologi sebagai modal, strategi seperti apa yang akan cocok nantinya untuk regenerasi kaderisasi organisasi daerah. Setelah ditetapkan, efektivitas penerapan strategi regenerasi kaderisasi kemudian akan diterapkan dan dievaluasi.

Salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk mengadakan seminar atau diskusi secara online. Dalam hal ini proses kaderisasi dapat berupa seminar online dengan menggunakan media Google Meet dan Live IG. Penulis akan mengulasnya satu per satu. Untuk seminar atau diskusi online melalui google meet harus berkoordinasi dengan pengurus program studi masing-masing berkaitan dengan pembelajaran di prodinya dengan mengkorelasikan bersama kader yang akan masuk orda, dalam hal ini peran pengurus jurusan menjadi sebuah pertimbangan dimana semua mahasiswa baru akan berkoordinasi melalui pembimbing masing-masing koordinator pada program studi masing-masing, namun perlu mempersiapkan strategi dialog jika seandainya terjadi kesulitan dalam permintaan kerja sama dengan pengurus prodi maupun jurusan seperti misalnya, menawarkan feedback kepada mereka. Setelah terkoordinasi, yang bisa dilakukan dengan membuat link pendaftaran dan membuat grup. Di sini peran kaderisasi dapat dilakukan secara berkelompok dengan strategi yang berbeda-beda melalui berbagai cara, seperti obrolan langsung dengan mahasiswa baru atau pembuatan seminar yang dilakukan secara berkelompok mengacu pada program studi masing-masing. Untuk live ig, tidak ada banyak perbedaan, tetapi pengaplikasiannya yang berbeda. Melalui proses koordinasi yang sama dan proses link building yang sama, proses mendapatkan audiens dapat tercapai.

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah desain flyer online yang menjanjikan. Dengan brosur yang menarik perhatian audiens, audiens akan tertarik untuk mengikuti acara tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah proses posting acara ke berbagai media sosial, termasuk media sosial WhatsApp. Aplikasi WhatsApp sendiri menjadi faktor terpenting dalam strategi regenerasi, karena aplikasi chatting ini merupakan aplikasi yang umum digunakan. Seiring berjalannya publikasi, diharapkan berbagai audiens akan tertarik untuk mengikuti seminar atau diskusi. Hal lainnya adalah selain membuat WhatsApp Stories, berbagai pihak juga bisa mengirimkan undangan ke berbagai grup agar proses publish bisa menjangkau semua lapisan mahasiswa di kampus.

Dalam penerapan seminar ini, ada dua karakteristik yang dapat diperhatikan, yaitu sifat seminar yang terbuka untuk semua orang, dan hanya terbuka untuk kalangan perorangan atau anggota orda. Mengapa mempertimbangkan hal ini perlu diperhatikan?, karena dapat menjadi strategi tersendiri untuk menarik kader. Untuk seminar yang terbuka untuk semua orang tentu saja audiensnya akan terdiri dari berbagai kelompok, sedangkan untuk seminar privat hanya untuk anggota orda saja dan audiens umum tidak bisa masuk kecuali mereka ingin mendaftar sebagai anggota orda. Ini menjadi daya tarik tersendiri, karena jika ada audiens di daerah tersebut yang tertarik untuk mengikuti seminar atau kegiatan diskusi namun dia belum menjadi anggota orda melainkan hanya diskusi antar mahasiswa daerah saja maka dia pasti akan menjadi anggota orda dan proses regenerasi kaderisasi termuat di sini. Di masa pandemi ini, seminar atau diskusi online sangat diharapkan. Perlu juga ditekankan bahwa isi materi yang diberikan harus semenarik mungkin dan berusaha untuk relevan baik secara akademis mahasiswa maupun terkait keadaan daerah saat ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun