Mohon tunggu...
Cahaya
Cahaya Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu rumah tangga

Cahayaharuna.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sangkal Nikmat

16 Februari 2019   21:21 Diperbarui: 16 Februari 2019   21:29 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi, edit teks by kolase

Rambut hitam telah menguban
Luruh tak terbantahkan
Kulit halus telah menciut
Netra terang kian memudar

Rungu semakin lirih
Penciuman yang tak tajam
Pengecapan pun ikut samar
Gigi kian menanggal

Dan nikmat mana lagi yang kudustakan ....

Tenggelam ruang kekufuran
Merengkuh rasa kepuasan
Ibadah ditinggalkan
Seakan hidup dalam keabadian

Terseok menguras energi
Bangkit tak sanggup lagi
Kemunafikan semakin nyaman
Syukur yang terabaikan

Tersungkur di altar sajadah
Termangu dalam muhasabah
Terisak dengan dosa
Kala diri penuh nista


Jakarta , 16 Februari 2019

#Keepsmile&istiqamah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun