Semua orang pasti masih ingat dengan Pemilu tahun 2014. Sebuah Pemilu guna melanjutkan demokrasi Indonesia untuk menuju arah yang lebih baik.Selama ini Pemilu memang menjadi sebuah pesta demokrasi bagi rakyat indonesia. Setiap rakyat berharap datangnya Pemilu selanjutnya sebagai perbaikan berbagai kebijakan yang akan diberikan Pemeritah bagi kelangsungan hidup mereka. Mereka tidak minta yang muluk-muluk,mereka cuma minta bisa makan secukupnya, bisa menyekolahkan anaknya dan terjamin kesehatanya. Pada intinya mereka cuma minta kebutuhanya tercukupi dan tidak kekurangan,itu saja.
Jika berbicara tentang warisan pemilu tentunya semua pasti tahu tentang pertelevisian Indonesia yang terdapat adanya dua blok atau juga dua kubu.dua kubu ini saling menjatuhkan satu sama lain di media elektronik.saling sikut,saling gigit seperti yang terdapat dalam lagu kong kali kong Tony Q Rastafara. Semua rakyat bosan dengan tingkah para pemimpin ini yang habis dipilih untuk melenjutkan kebijakan ke lebih baik malah saling menjatuhkan seperti anak kecil yang belum bisa berfikir.
Warisan yang kedua adalah adanya kebiasaan anggota DPR yang tetap seperti gaya lamanya. Saling tuduh-menuduh ketika sidang paripurna, bahkan gelutan di dalam ruangan. Yang menjadi lebih seru ada yang membanting meja. Apakah seperti ini sosok pemimpin pilihan rakyat. Apakah seperti ini sosok pilihan yang di tunjuk rakyat sebagai penyambung aspirasi rakyat kepada pemerintah, apakah sosok seperti ini yang dibela rakyat mati-matian dalam kampanye, apakah seperti ini sosok yang akan mewujudkan aspirasi masyarakat guna mewujudkan ketentraman warga negara Indonesia. Apakah sosok seperti ini yang disebut Dewan Perwakilan, Majelis Permusyawaratan dan Presiden dll, yang di impikan masyarakat. Tuntunya semua itu bukan wujudtan seorang Pemimpin. Kami sebagai rakyat hanya bisa melihat semua kejadian itu. Mungkin sebuah lagu seperti ini cocok untuk mereka para pemimpin yang hanya berjuang untuk memperebutkan kekuasaan. Engkau masih seperti yang dulu.
Warisan yang ketiga adalah naiknya harga BBM yang semula bensin Rp: 6.500,00 menjadi Rp: 8.500,00, solar 5.500 menjadi Rp: 7.500. Apakah ini yang disebut sebuah kebijakan? Ini sebuah rampasan bukan sebuah kebijakan. Semua itu bisa dikatakan sebuah kebijakan jika dalam penggunaan BBM dibedakan antara kelas atas dan kelas bawah, mobil mewah dan kapal nelayan, sebuah perusahaan dan buruh bangunan, seorang menteri dan petani, seorang advokat hebat dengan pemulung dll. Jika semua tidak dibedakan sama saja kebijakan itu seperti sebuah kanker yang menggerogoti rakyat sampai menderita sedangkan para orang kaya tertawa-tawa seperti kuntilanak.
Sebuah lagu dari Tony Q Rastafara cocok untuk mereka para Mafia Kekuasaan.
KONG KALI KONG
Diputar diputar putarKong kali kong kong kali kong
Diputar diputar putar Kong kali kong kong kali kong
Cokot-cokotan cokot-cokotanSaling tuduh saling gigit
Cokot-cokotan cokot-cokotansaling caplok
Semakin bosan kita dibuatnya
Biar lupa akar masalahnya
Terombang-ambing terombang-ambingMasyarakat terombang-ambing
Melihat kenyataan tingkah Para pemimpin
Yang telah disumpahUntuk menjadi pemimpin