"Ketika Guru ditiru dan digugu"
Oleh Dewi Kusnita, S. Pd SD
Seorang guru bagi murid adalah contoh nyata, atau teladan yang perkataan dan perbuatannya ditiru oleh murid secara langsung.
Tanpa guru proses pendidikan tidak akan berlangsung karena guru adalah salah satu komponen penting dalam pendidikan.
Perkataan dan perintah guru itu selalu diingat oleh siswa. Tak jarang kita temui anak - anak lebih mendengarkan perkataan gurunya daripada perkataan ibunya atau ayahnya. Misalnya dalam mengerjakan PR atau pekerjaan rumah, anak akan mengerjakan perintah dan petunjuk yang diajarkan oleh gurunya.
Dari fenomena ini sebagai guru, Â sebaiknya kita mengajar dari hati yang tulus bukan sekedar menjalankan tugas semata.
Perkataan maupun perbuatan yang dapat ditiru oleh anak murid kita. Ingatlah, jika kita berkata keras dan kasar murid pun enggan mengikuti pembelajaran dari kita. Sebaliknya jika kita mengajar dengan hati yang bersih dan perkataan yang lembut Insyaallah hati murid pun akan tersentuh dan mereka mau mengikuti pembelajaran yang kita ajarkan. Seperti kata peribahasa yang populer "Guru kencing berdiri anak murid kencing berlari"
Pengalaman ketika kita memberikan sedikit disiplin yang keras, rata-rata murid itu mengerjakan dengan enggan dan terpaksa, dan itu tidak baik bagi psikologisnya.
Tugas - tugas yang dikerjakan hanya agar tidak dihukum atau sekedarnya, dan itu tidak membekas di hati anak karena niatnya tadi agaj terpaksa dan agar tidak dihukum.
Sebaliknya ketika kita mengajar dengan kelembutan dan dari hati yang tulus, hal ini akan membekas di hati anak didik kita. Mereka akan selalu mengenang kira dan mengingat Nasehat - Nasehat yang kita berikan. Tak jarang kalaupun sudah lulus sekolah, mereka masih bersilaturahim ke rumah guru nya. Mereka menganggap guru sebagai orang tua dan sahabat nya.
# Guru mengajar dimasa pandemi
Pembelajaran di masa pandemi ini memang terasa sulit, tak terbayangkan kita berada dimasa ini, karena kita tidak bisa memberikan pembelajaran secara langsung pada anak.
Kebanyakan tugas-tugas yang kita berikan itu tidak maksimal dan kurang pengawasan. Kenyataan nya dilapangan adalah justru orang tua  mereka yang mengerjakan nya tugas itu, atau anak malas membuka dan membaca buku, cenderung instan belajar dengan bantuan Google.