Mohon tunggu...
Djumiatun SR
Djumiatun SR Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Hobi membaca, menambah ilmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekarat

20 Januari 2024   10:53 Diperbarui: 20 Januari 2024   11:05 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

SEKARAT

Di bawah langit biru lazuardi jernih tanpa noda.
Terik membakar tanpa ampun.
Awan pun entah kemana.
Angin pun enggan menyapa.
Bumi kering terpanggang, embun tak pernah datang.

Air ... air ... a i r ... bisik lirih tanaman.
Tubuh dan daunnya tersungkur tak berdaya.
Mengerut dan mengering hilang warna.
Bumiku, mana airmu keluhnya lemah.
Bumi bungkam hilang kata.

Padang gersang terbentang
Kerindangan sirna berganti fatamorgana
Cabang dan ranting mencuat meranggas.
Dedaunan luruh terpuruk saling tindih di bentang tanah
Sunyi membisu kering kerontang

---------
Jakarta, 27 Oktober 2023

Ruby Ng (nama pena)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun