Sejak lama sejumlah orang sudah keluyuran ke sana ke mari, bertujuan ‘ingin membangun sejarah kejayaan Nusantara’. Bahkan mencari harta karun yang bisa dipakai untuk melunasi seluruh utang pemerintah Indonesia.
Berbekal menyan, mimpi, dan wangsit mereka menggali di daerah-daerah pedalaman tanpa diketahui instansi berwenang. Ketika tim Katastropik Purba, yang katanya meneliti bencana-bencana masa purba di Gunung Sadahurip, mendomplenglah sejumlah ‘arkeolog dukun’.
Inilah awal sensasi piramida Sadahurip, apalagi tim Katastropik Purba dibiayai oleh Staf Khusus Presiden. Sekitar 2010-2011 tim ini sangat populer karena kepiawaiannya mencari dana. Jadilah ranah keilmuan menjadi ranah politik. Dikabarkan pula, situs Gunung Padang ‘mengandung tiga gerbong emas’ yang bisa dipakai untuk melunasi utang negara.
Pernah beberapa tahun lalu seorang paranormal mendapat wangsit melalui mimpi, lantas dia “membisiki” Menteri Agama Said Agil untuk menggali situs Batutulis (Bogor). Konon di sana tersimpan “harta karun Bung Karno” seabreg-abreg jumlahnya. Sialnya, setelah beberapa hari melakukan ekskavasi ilegal, “harta karun” yang dicari tak juga kunjung ketemu. Menteri Agama pun segera meminta maaf kepada masyarakat Indonesia secara terbuka.
Menyan, wangsit, mimpi, dan paranormal terkadang “menyatu” demi sebuah kepentingan. Fenomena seperti ini sudah muncul sejak puluhan tahun yang lalu. Sayang sampai sekarang, kebenaran mimpi sejumlah paranormal belum pernah terbukti. Padahal sejak lama, banyak paranormal yakin kalau “wangsit” yang diterimanya dapat membantu penelitian arkeologi.
Pernah seorang paranormal mengatakan, sanggup memunculkan keris pusaka yang terpendam tanpa harus melakukan ekskavasi. Paranormal lain mengungkapkan, di situs Trowulan masih terdapat peninggalan arkeologis yang paling berharga, yaitu berupa kereta kencana berlapis emas yang pernah digunakan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit. Sampai kini kemampuan “menarik” benda-benda kuno dari dalam tanah masih menjadi bahan perbincangan.
Bukan hanya itu. Banyak harta terpendam berupa emas dan permata, dikatakan masih tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mereka pun mengatakan sanggup merekonstruksi Kraton Surosowan di situs Banten Lama yang kini tinggal reruntuhan. Bahkan menggambarkan bentuk awal Candi Borobudur. Tapi sayangnya, sampai kini semua celoteh paranormal itu belum pernah teruji kebenarannya. Justru mimpi masyarakat awam yang lebih sakti daripada mimpi para orang abnormal itu. Berbagai temuan arkeologi banyak dihasilkan berkat mimpi-mimpi penduduk desa yang masih lugu.
Banyak aktivitas yang dilakukan paranormal, antara lain “memugar” berbagai bangunan purbakala. Ironisnya, “pemugaran” yang mereka lakukan lebih menyerupai “pembangunan kembali”. Jelas, hal ini melanggar prinsip-prinsip ilmiah sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Cagar Budaya 2010.
Dulu Kolam Segaran di situs Trowulan, banyak dipugar di sana-sini berdasarkan wangsit sang paranormal. Konon Kolam Segaran merupakan tempat para petinggi Orde Baru bersemedi pada malam-malam tertentu.
Berbagai peninggalan dari masa prasejarah juga tak luput dari gangguan tangan-tangan jahil karena pengaruh mimpi. Banyak balok batu, diboyongi ke suatu tempat, yang katanya untuk membangun makam sesepuh atau leluhur, bahkan untuk makam “Prabu Siliwangi”. Uniknya, makam “Prabu Siliwangi” banyak tersebar di sejumlah lokasi.