Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Mendapat Buku Pelajaran Bahasa Inggris dari Radio Australia pada 1970-an

30 Mei 2017   20:05 Diperbarui: 30 Mei 2017   20:13 1651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku pelajaran Bahasa Inggris masih saya koleksi (Dokpri)

Sewaktu saya bersekolah di SD, saya mulai ikut mendengarkan radio. Bukan lagu yang saya dengarkan tetapi berita. Ketika itu dengan radio tabung bermerk Telefunken, pada sore hari kakek saya menyetel siaran radio luar negeri melalui gelombang pendek atau gelombang SW (Short Wave).

Perlu diketahui, siaran tersebut tidak jelas tertangkap oleh telinga. Sering kali suaranya turun naik. Kadang terdengar, kadang bergesekan dengan suara lain. Maklum siaran tersebut berasal dari luar negeri. Seingat saya, untuk menguatkan sinyal, radio tersebut mendirikan pemancar tambahan di Indonesia.

Salah satu radio yang saya dengarkan adalah Radio Australia Siaran Indonesia (RASI). Tentu saja menggunakan bahasa Indonesia. RASI disiarkan dari salah satu kota di Australia, Melbourne. Siaran ini tidak bisa ditangkap sepanjang waktu. RASI hanya beredar di udara selama beberapa jam sehari. Kira-kira dua jam pada pagi hari, lanjut dua jam pada sore/malam hari.

Pelajaran Bahasa Inggris

Saya sendiri mulai mendengarkan siaran Radio Australia kira-kira pada 1976. Ketika itu RASI menyelenggarakan beberapa program acara, seperti pilihan pendengar, berita dunia, olah raga, pariwisata, iptek, dan pelajaran Bahasa Inggris. Nah, pelajaran Bahasa Inggrislah yang saya tunggu-tunggu. Maklum ketika itu saya masih bersekolah dan ingin memperdalam Bahasa Inggris secara gratis.

Mengingat anggaran yang diberikan pemerintah Australia cukup besar, maka Radio Australia membagikan buku pelajaran Bahasa Inggris secara gratis. Ketika itu teknologi masih tradisional, termasuk mengirim surat. Maka saya mengajukan permintaaan buku secara gratis melalui kartupos. Dikirimnya pun tidak langsung ke Australia, melainkan ke alamat perwakilan Radio Australia di Jakarta. Lumayan kan biaya perangko lebih murah.

Buku pelajaran Bahasa Inggris seri lanjutan (Dokpri)
Buku pelajaran Bahasa Inggris seri lanjutan (Dokpri)
Tidak sampai sebulan setelah kartupos saya layangkan, saya mendapat satu set buku-buku pelajaran Bahasa Inggris. Isinya delapan jilid. Wah bukan main senangnya dapat buku gratis.

Setelah seri ini selesai, ada lagi seri pelajaran berikutnya. Kali ini pun buku-buku bisa diminta secara gratis. Segera saya berkirim surat. Dapat lagi.

Bukan hanya buku pelajaran Bahasa Inggris, saya pun pernah mendapat beberapa cendera mata, seperti stiker, kalender, naskah ilmu pengetahuan, dan alat tulis. Sayang semakin tahun anggaran yang diberikan pemerintah Australia semakin mengecil. Mungkin kini tidak ada lagi bahan-bahan gratis yang bisa diperoleh pendengar. Apalagi kini dunia telekomunikasi sudah maju. Kemungkinan siaran Radio Australia bisa didengar melalui siaran gelombang FM yang melakukan kerja sama penyiaran.

Sejarah

Radio Australia atau Australian Broadcasting Commission (ABC) mulai mengudara pada 20 Desember 1939. Siaran pertama dalam Bahasa Indonesia dimulai pada 10 Agustus 1942. Menurut laman Radio Australia, betapa sukar dan berbahayanya rakyat Indonesia mendengarkan berita ketika itu, mengingat bahwa daerah Kepulauan Nusantara sudah lima bulan diduduki tentara Jepang. Lewat Radio Australialah masyarakat pendengar dapat mengetahui berbagai perkembangan perang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun