Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Museum Bank Indonesia Menggelar Pameran Uang Bergambar Perempuan

12 Desember 2024   07:19 Diperbarui: 12 Desember 2024   07:29 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi tentang perjalanan mata uang pada masa penjajahan (Dokpri)

Museum Bank Indonesia (MuBI) menggelar pameran bertajuk Herstory, Cerita Perempuan dalam Bingkai Uang, mulai 11 Desember 2024 hingga 16 Februari 2025. Herstory merupakan bagian dari pameran temporer D'Commentry (The Communication and Education on Numismatic's History). Menurut Kepala MuBI Pak Hary Nugroho Susanto, D'Commentry merupakan hasil kajian dan penelitian kurator MuBI atas tema-tema umum yang dikaitkan dengan koleksi uang MuBI.

"Pemilihan tema tentang perempuan merujuk pada hasil survei pengunjung MuBI 2024. Ternyata pengunjung MuBI didominasi oleh perempuan (70%). Pada 22 Desember pun diperingati sebagai Hari Ibu," begitu kata Pak Hary.

Dalam pameran itu MuBI menampilkan koleksi uang rupiah bergambar perempuan yang diterbitkan masa 1952 hingga 2022. Konsep pameran mengisahkan perjalanan perempuan dari gelap menuju terang. Ada enam zonasi ruang pameran, yakni Zona Beranda, Zona Ruang Gelap. Zona Melawan Gelap, Zona Terbit Terang, Terpatri dalam Uang, Zona Balkon, dan Koda. Setiap zonasi dipamerkan ragam koleksi uang yang relevan serta dilengkapi dengan media interaktif.

Tokoh wanita yang pernah tergambar pada uang kertas adalah R.A. Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, dan Christina Martha Tiahahu. Beberapa wanita yang bukan tokoh juga pernah tergambar pada uang kertas.

Pengenalan pameran (Dokpri) 
Pengenalan pameran (Dokpri) 

Naratif

Menurut kurator pameran, Zainal C. Airlangga, ceritera perempuan itu dihadirkan dengan pendekatan naratif yang menggambarkan perjalanan dari perspektif Dia, beralih ke Aku, dan berakhir pada Kita. Ditambahkan oleh Zainal, Herstory merupakan plesetan dari kata history, sebuah kritik terhadap penulisan sejarah yang terlampau his-story atau melulu dari sudut pandang laki-laki (patriarki). Istilah herstory pertama kali ditulis oleh Robin Morgan (tokoh feminisme AS sekaligus seorang jurnalis dan penyair pada 1968.

Ruang pameran dibuat seperti suasana masa lalu, ada lampu petromaks, obor, tungku kayu, dandang, tampah, dan sumur. Suasana yang mungkin tidak akan dialami lagi oleh generasi masa kini. Pameran dilengkapi prolog perjalanan perempuan dari gelap menuju terang. Bukan hanya uang, pameran mengisahkan penderitaan kuli perempuan, babu dan perbudakan, jerat pelacuran, hingga budaya patriarki.

Cara membersihkan uang kertas dan uang logam diperlihatkan pada pameran (Dokpri) 
Cara membersihkan uang kertas dan uang logam diperlihatkan pada pameran (Dokpri) 

Cara membersihkan uang logam (koin) dan uang kertas disertakan dalam pameran. Untuk menghilangkan karat pada koin, misalnya, digunakan cairan kimia. Untuk merapikan uang kertas, digunakan alat untuk merapikan sudut dan lekukan. Pengunjung pameran bisa mencoba kedua hal itu.

Tanda air bergambar Martha Christina Tiahahu (Dokpri) 
Tanda air bergambar Martha Christina Tiahahu (Dokpri) 

Imersif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun