Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mundardjito, Arkeolog yang Pernah Dibungkam Penguasa

9 Oktober 2024   07:03 Diperbarui: 9 Oktober 2024   07:08 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta bedah buku dari kalangan arkeologi dan non-arkeologi (Sumber: Nina M.)

Kalau berbicara arkeologi, nama Mundardjito sulit dipisahkan dari ilmu masa lampau itu. Ia selalu semangat mengawal arkeologi dan memiliki prinsip kebenaran harus ditegakkan. Bicaranya selalu lembut namun terkesan lantang. Karena bicaranya yang blak-blakan itu ia kurang disenangi oleh lawan atau pihak yang mencoba mengganggu pelestarian arkeologi. Maklum, arkeologi hampir selalu bersinggungan dengan kegiatan masyarakat.

Sewaktu Gubernur DKI Jakarta dijabat Basuki TP atau Ahok, beliau selalu menyerahkan pendapat soal pembangunan tanggul atau keberadaan benteng kuno kepada Mundardjito. Ketika itu Mundardjito atau akrab dipanggil Pak Otti aktif di Tim Sidang Pemugaran (TSP) dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI Jakarta.

Banyak pihak, tak terkecuali penguasa, 'gerah' dengan pendapat Mundardjito. Soal tinggalan arkeologi di situs Gunung Padang, ia selalu menentang kegiatan yang bertentangan dengan pelestarian. Ketika itu ada sebuah tim yang menerapkan metode penelitian baru. Maklum, penelitian ini bukan diinisiasi oleh pihak arkeologi, meskipun mereka melibatkan beberapa arkeolog. Nama tim itu sungguh keren.

Mundardjito bersuara keras, ia menentang penelitian yang tidak berwawasan pelestarian itu. Akibatnya ia dibungkam oleh penguasa, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ia dilarang keras berkomentar, terutama kepada media. Akhirnya terbukti penelitian situs Gunung Padang mendapat tentangan internasional. Tulisan yang dipublikasikan oleh tim peneliti tadi ditarik karena penafsiran mereka dipandang mengada-ada.

Mundardjito seorang arkeolog yang juga pelestari. Ia sangat gigih menggaungkan pentingnya etika pelestarian cagar budaya. Pada 2022 hasil pemikiran Mundardjito dijadikan panduan oleh Kemendikbudristek.

Kegiatan bedah buku di FIB UI (Dokpri)
Kegiatan bedah buku di FIB UI (Dokpri)

Tiga buku

Hasil pemikiran Mundardjito tertuang dalam berbagai tulisan yang ia sampaikan pada berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan lokakarya.  Kumpulan tulisan Mundardjito ini dibuat dalam tiga buku. Buku I tentang pemikiran pengembangan arkeologi dan profesionalitas arkeolog Indonesia. Buku II tentang metode riset arkeologi dan manajemen sumberdaya budaya. Sedangkan Buku III tentang kedudukan arkeologi dalam pelestarian warisan budaya.

Peluncuran ketiga buku berlangsung di auditorium Gedung I FIB UI pada 8 Oktober 2024. Waktunya mengambil kelahiran Mundardjito pada 8 Oktober 1936. Beliau meninggal pada 2 Juli 2021. Acara bedah buku berlangsung dalam tiga sesi pada 8 Oktober 2024. Buku I dibicarakan oleh Dr. Wiwin Djuwita dengan penanggap Fitra Arda. Buku II dibicarakan oleh Dr. Wiwin Djuwita (menggantikan Prof. Cecep Eka Permana yang masih berkegiatan di Jambi) dengan penanggap Dr. Bondan Kanumoyoso. Sedangkan buku III dibicarakan oleh Dr. Junus Satrio Atmodjo dengan penanggap Dr. Supratikno Rahardjo.

Para peserta bedah buku dari kalangan arkeologi dan non-arkeologi (Sumber: Nina M.)
Para peserta bedah buku dari kalangan arkeologi dan non-arkeologi (Sumber: Nina M.)

Selain bedah buku, di koridor Gedung II FIB UI diadakan pameran aktivitas Mundardjito, termasuk koleksi pribadi beliau seperti cangklong, kamera, dan kartu semasa belajar di Yunani.  Seminar dan pameran berlangsung hari ini 9 Oktober 2024 hingga siang hari.

Seluruh kegiatan berlangsung atas kerja sama Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya FIB UI, Kemendikbudristek, dan Inspirasi Intelektual Budaya Indonesia.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun