Secara umum ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan seorang kolektor mata uang dalam berkoleksi. Kolektor uang logam atau koin, misalnya, hampir selalu mendambakan koleksi yang unik, langka, dan dalam kondisi bagus. Ini untuk kolektor yang sudah lama berkecimpung di dunia perkoleksian. Namun untuk kolektor pemula biasanya memiliki koleksi seadanya sudah menjadi kebahagiaan buat dirinya.
Dalam berkoleksi, seorang kolektor selalu memperhatikan grade atau tingkat kondisi sebuah koin. Koin yang paling disenangi tentu saja koin yang bagus, dalam arti detail sebuah koleksi masih terlihat jelas. Misalnya tulisan Nederlandsch-Indie masih jreng, begitu pula tahun pengeluaran dan unsur-unsur dalam koin lainnya.
Detail koin
Detailnya bagus, detailnya masih oke, atau detailnya kurang. Begitulah kalau seorang kolektor melihat sebuah koin. Detail bagus bisa dilihat dari koleksi koin 1 Cent yang dimuat dalam laman en.numista.com. Inilah kehebatan laman tersebut, mampu memberi narasi pada koin-koin yang pernah beredar di negara kita.
Detail masih oke bisa dilihat pada koleksi saya. Meskipun bertahun 1856---bayangkan sudah berumur lebih dari 100 tahun---tulisan pada koin tersebut masih terbaca. Nah, buat kolektor pemula, koleksi seperti ini pun masih layak koleksi. Susah sekali mencari koleksi dengan detail sempurna atau bagus.
Detail kurang bisa terlihat pada koin yang kotor atau aus. Bisa saja tulisan Nederlandsch-Indie-nya tidak sempurna. Sebagai contoh, huruf d-nya aus, sehingga tidak terbaca. Atau bisa juga timbul bercak atau karat pada satu atau lebih huruf tersebut.
Perlu diketahui koin 1 Cent itu--dikenal sebagai Sen Buntu--untuk membedakannya dari koin 1 Cent yang di tengahnya bolong---dikenal sebagai Sen Bolong, pertama kali dikeluarkan pada 1855. Seingat penulis ada 20-an angka tahun pada Sen Buntu itu. Angka tahun terakhir 1929. Setelah itu, mulai 1936, dikeluarkan Sen Bolong. Mungkin untuk memudahkan penyimpanan, dengan cara memasukkan tali pada bagian tengah koin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H