Setiap menjelang 17 Agustus, Museum Perumusan Naskah Proklamasi selalu menyelenggarakan pameran bertema sejarah kemerdekaan. Kali ini tema yang diambil "Sapta Warsa Usaha Maju Menuju Sewindu". Pembukaan pameran dilakukan oleh Pak Pustanto, mewakli Kepala Museum dan Cagar Budaya, pada 14 Agustus 2023. Pameran berlangsung hingga 31 Agustus 2023.
Sebelumnya Kepala Unit Museum Perumusan Naskah Proklamasi memberikan laporan. "Pameran ini menampilkan narasi yang jarang terdapat dalam buku-buku sejarah," kata beliau.
15 Tahun Perjuangan
Setelah pengguntingan pita, para undangan diajak menyaksikan pameran yang berlangsung di lantai 2 museum. Pak Jaka Perbawa memandu para undangan. "Pameran ini mengajak kita mengenang, memahami, dan menghargai 7 tahun perjuangan sebelum proklamasi hingga 8 tahun setelahnya untuk memacu generasi penerus dapat mandiri hingga saat ini dan dapat memainkan peranan penting di masa depan dunia tanpa melepaskan kedaulatan negara," demikian Pak Jaka. Jadi pameran ini mengisahkan 15 tahun perjuangan bangsa Indonesia.
Pak Jaka membawa para undangan ke beberapa ruangan yang ada berdasarkan pulau. Ada 5 pulau besar yang ditampilkan, yakni Kalimantan; Jawa; Sunda Kecil, Papua, Maluku; Sulawesi; dan Sumatera. Â Setiap ruangan menampilkan foto beserta narasi beserta buku, radio, pakaian, dan koleksi lain.
Kisah dimulai pada 1938, ketika Pemerintah Hindia-Belanda mengeluarkan maklumat bahwa pada 14 Februari 1938, Sukarno harus menjalani sisa masa pembuangannya ke Bengkulu. Semasa pengasingan di Bengkulu (1938-1942), Sukarno menulis 4 karya tonil, yakni Rainbow (Poetri Kentjana Boelan), Hantoe Goenoeng Boengkoek, Si Kecil (Klein'duimpje), dan Chungking Djakarta. Nah, kita baru tahu kan?
Apakah kita tahu bahwa di Kalimantan pernah terjadi peperangan? Dari panil pameran diketahui  pertempuran di Kalimantan terjadi pada 16 Desember 1941 -- Maret 1942, antara Jepang dengan gabungan pasukan Inggris-Belanda. Mereka sama-sama ingin menguasai seluruh Kalimantan karena memiliki persediaan minyak bumi yang melimpah. Akhirnya Jepang menang.
Narasi lain adalah tentang Jepang yang menjadikan Sulawesi sebagai basis utama Angkatan Laut Jepang. Maklum Sulawesi menjadi jalur perdagangan utama menuju pusat rempah-rempah. Â
Pada 6 dan 9 Agustus 1945, AS menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Pengeboman tersebut melumpuhkan Jepang sehingga Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945. Sehari kemudian berita kekalahan Jepang didengar para pemuda. Info ini bisa diperoleh di Ruangan Jawa, lengkap dengan visual bom atom dan suara pembacaan naskah proklamasi.