Dalam tulisan terdahulu dikatakan Pulau Onrust menjadi titik awal penjajahan Nusantara. Soalnya letak pulau ini sangat strategis untuk menyerang dan menghancurkan kota Jayakarta.
Dikisahkan oleh Candrian Attahiyyat dalam bukunya Onrust dan Sekitarnya, Gugusan Pulau Bersejarah di Teluk Jakarta (Unit Pengelola Museum Kebaharian Jakarta, 2022), saat jatuh ke tangan VOC atau Kongsi Dagang Belanda, Jayakarta sudah berusia 92 tahun. Jayakarta didirikan oleh Fatahillah pada 1527. Fatahillah menyerahkan tampuk kekuasaan kepada anaknya Tubagus Angke pada 1564. Selanjutnya Tubagus Angke digantikan oleh anaknya, Pangeran Jakarta Wijayakrama.
Di pihak lain, Jayakarta berada di bawah kekuasaan Kesultanan Banten yang kala itu dipimpin Sultan Hasanuddin. Namun Jayakarta mengatur pemerintahan sehari-hari secara otonom. Pangeran Jakarta Wijayakrama, misalnya, pernah menyelenggarakan perjanjian dengan Gubernur Jenderal VOC Pieter Both pada 1610 dan perjanjian dengan Inggris pada 1618. Nah, mulailah pertikaian antara Belanda dengan Jayakarta dan Belanda dengan Inggris karena persaingan dagang. Banten menganggap Jayakarta membuat perjanjian tanpa seizin Banten. Akibatnya mereka bertikai pula. Muncullah kemudian dua koalisi: Jayakarta dengan Inggris dan Banten dengan Belanda.
Benteng dan loji
Kedua kubu pun membuat benteng dan loji untuk menyimpan barang dan perlindungan. Kedua benteng berdekatan letaknya, hanya terpisah beberapa meter. Lokasinya kira-kira di Jembatan Gantung Kota Intan sekarang. Saat ini berada di kawasan Kotatua Jakarta. Benteng Belanda pada sisi timur, sedangkan benteng Inggris pada sisi barat. Di dekat situ justru terdapat Keraton Jayakarta.
VOC tampaknya memprovokasi Jayakarta. Semua meriam yang ada di benteng diarahkan ke Keraton Jayakarta. Â Di pihak lain, Jayakarta sedang berselisih dengan Banten.
Ketika J.P. Coen diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pada 1618, ia berambisi merebut Jayakarta. Ironisnya, Belanda kalah. Akibatnya benteng Belanda berhasil diambil alih Jayakarta. Banten pun berang. Pada 1619 Banten menyerang Jayakarta dan berhasil membawa Pangeran Jayakarta ke Banten. Sayang, Banten lengah, tidak menempatkan penguasa baru atas Jayakarta.
J.P. Coen yang pernah kabur ke Maluku berniat balik ke Jayakarta. "Siapkan segala-galanya untuk merebut Jayakarta. Jika perlu hancurkan kotanya rata dengan tanah," begitu kata Coen. Strategi VOC adalah tidak langsung melakukan pelayaran ke Jayakarta  melainkan singgah terlebih dulu di Pulau Onrust untuk konsolidasi militer sekaligus menyusun strategi penyerbuan.