Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tulisan tentang Uang Kuno di Media Daring Sering Menyesatkan

19 Februari 2023   17:02 Diperbarui: 19 Februari 2023   17:18 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koin Rp 25 1971 dan koin Rp 100 1978 dalam kondisi mulus atau lustre (Dokpri)

Makin 'geregetan' saja dengan media 'masa kini' yang menulis tentang uang lama. Judulnya begitu fantastis, sehingga berpengaruh besar terhadap masyarakat awam. Masyarakat awam pun langsung percaya pada berita tersebut. Mereka  rupanya hanya membaca judul.

'Wartawan' media tersebut seakan makin hebat karena tulisannya banyak diklik. Inilah media masa kini yang tanpa suntingan, cepat tersaji, berpengaruh kepada banyak orang yang tidak mengerti, namun isinya tidak mencerdaskan.

Saya sendiri sudah berkali-kali menulis tentang informasi numismatik yang positif. Entah mengapa masyarakat awam lebih percaya kepada media abal-abal yang penulisnya tidak mengerti numismatik.

Menurut pengamatan saya sejak lama, ada beberapa media yang menurunkan tulisan numismatik hanya mengejar klik atau pageviews. Karena masyarakat awam percaya, jadilah grup jual beli di media sosial dan bahkan marketplace, dipenuhi postingan 'sampah'.

Tulisan yang cenderung menyesatkan (Dokpri)
Tulisan yang cenderung menyesatkan (Dokpri)

"Dijual koin kuno, harga tertinggi angkut," kata yang satu. "Tawar aja, siapa tahu cocok," kata yang lain. Di marketplace, mereka memasang harga puluhan ribu hingga ratusan ribu sekeping.

Bukan hanya itu. Koleksi yang mereka tampilkan kotor, bernoda, bahkan berwarna kehitaman. Kondisi yang tidak bakal dilirik kolektor. Apalagi 'uang kuno' tersebut masih berusia muda dan masih banyak terdapat di pasaran.

Koin Rp 50/bekas pakai/atas dan koin lustre/ mulus/bawah (Dokpri)
Koin Rp 50/bekas pakai/atas dan koin lustre/ mulus/bawah (Dokpri)

Uang jajan

Koin yang dimaksud bernominal Rp 25 (emisi 1971), Rp 50 (emisi 1971), dan Rp 100 (emisi 1978). Dulu saya pernah mendapat uang jajan dengan koin-koin itu. Lumayan besar ketika itu. Kalau dihitung, koin itu berumur 45 tahun (termuda) dan 52 tahun (tertua).

Buat generasi yang lahir pada masa 2000-an, tentu koin-koin itu terasa istimewa. Maka istilah 'uang kuno' begitu lekat dengan mereka. Tentu beda halnya dengan saya yang pernah merasakan langsung koin-koin tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun