Hujan membawa rezeki
Siang itu cukup panas. Saya dan teman-teman berjejer di sepanjang jalan Kemenangan, tempat iring-iringan akan keluar. Setelah terdengar bunyi petasan, maka mulailah ritual Cap go meh.
Ada atraksi barongsai dan liong (naga). Terdengar dari musiknya yang khas. Lalu ada gotong toapekong. Beberapa orang menggotong dewa-dewa tertentu yang dipercaya membawa keberuntungan. Di jalan yang dilewati, mereka sering berhenti. Ini untuk memberi kesempatan kepada warga yang ingin menyentuh toapekong atau memberi angpau.
Ada lagi beberapa orang yang pipinya ditusuk besi tajam sehingga tembus dari pipi kiri ke pipi kanan. Buat yang pertama kali melihat tentu ada sedikit kengerian.
Saya lihat banyak masyarakat mengabadikan momen ini lewat ponsel. Ada pula yang langsung menayangkan lewat media sosial. Saya melihat juga ada beberapa wartawan televisi.
Mungkin ini yang namanya rezeki. Hujan turun sebentar menjelang ritual. Setelah beberapa saat hujan mereda. Hujan yang diharapkan membawa rezeki kepada kita.
Saya dan teman-teman tidak mengikuti acara sampai tuntas. Entah ke mana saja rute mereka. Sekitar pukul 14.00 saya pulang.
Momen Cap go meh membawa rezeki buat para pedagang. Selain pedagang burung, ada pedagang makanan, minuman, dan pernak-pernik Imlek seperti barongsai mini. Â Rezeki setahun sekali. Acara cukup ramai. Namun jalan yang kecil dan padatnya masyarakat cukup mengganggu.
Menurut seorang pengurus wihara, jauh sebelum acara, terlebih dulu dilakukan ritual tertentu kepada dewa. Â Jika dewa mengizinkan, maka ritual Cap go meh akan berlangsung.***
Â