Saya sendiri pernah mau mengirim dokumen berbentuk barang cetakan lewat kantor pos. Harapannya tentu saja agar teman saya yang akan menerima dokumen, juga akan mendapatkan prangko. Namun saya ditolak oleh petugas pos. Alasannya, kalau dikirim secara khusus tanpa prangko, akan mudah dilacak lewat daring.
Hobi tua
Sebenarnya hobi mengumpulkan prangko sudah berusia tua. Sayang pada masa kemudian, jumlah produk yang bisa dikoleksi semakin berkurang. Meskipun demikian, instansi terkait seperti kantor filateli, tetap menjual produk filateli secara langsung dan daring. Ternyata hobi ini tidak mati.
Hanya kita susah mendapatkan prangko yang pernah digunakan atau used, termasuk cap pos. Soalnya banyak filatelis juga mengoleksi cap pos dari berbagai kota dan wilayah.
Koleksi saya sendiri sulit bertambah karena prangko dan kantor pos sulit ditemui. Kalau kantor pos tidak berwawasan idealisme, bagaimana hobi filateli mau maju. Semoga hobi ini tidak ditinggalkan masyarakat karena kesulitan mendapatkan koleksi.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H