Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Tips Berkoleksi dan Bertransaksi Uang Kertas

19 November 2022   09:06 Diperbarui: 21 November 2022   05:22 669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempatkan uang kertas berkondisi 'sangat bagus' ke dalam album khusus (Dokpri)

Sejak muncul media sosial dan marketplace, kolektor mata uang yang lazim disebut numismatis---baik uang kertas maupun uang logam (koin)---semakin marak. Jumlah pedagang pun semakin meningkat.

Selama ini ada pedagang murni, ada pula kolektor yang merangkap pedagang. Pedagang murni biasanya mengumpulkan barang koleksi. Kalau ada koleksi yang kotor mereka cuci atau bersihkan. Sering kali pedagang seperti ini menjual koleksi yang berkategori murah. Meskipun demikian, ada pula koleksi yang cukup mahal.

Kolektor juga sesekali menjual koleksinya kepada sesama kolektor. Biasanya koleksi berlebih yang mereka jual. Kalau laku, si kolektor akan membeli koleksi lain yang dia belum punya.

Ada berbagai kondisi uang kertas, antara lain 'sangat bagus' dan 'kurang bagus' sebagaimana gambar (Dokpri) 
Ada berbagai kondisi uang kertas, antara lain 'sangat bagus' dan 'kurang bagus' sebagaimana gambar (Dokpri) 

Video abal-abal

Koleksi mata uang sudah cukup populer di negara kita. Namun disayangkan masih banyak masyarakat awam belum paham tentang koleksi dan harga koleksi. Mereka kerap menganggap uang yang tidak beredar lagi di pasaran disebut "uang kuno". Karena "uang kuno" akan berharga mahal.

Timbullah iklan penawaran "uang kuno" di media daring, baik di media sosial maupun marketplace. Ketidaktahuan mereka rupanya karena pengaruh tulisan 'fantastik' dan video abal-abal yang menarasikan uang kuno berharga mahal.

Dimaharkan uang kuno, harting angkut. Demikian postingan seorang pengguna Facebook di Grup Jual Beli Uang Kuno. Tawar aja berapa, kalau cocok saya lepas, begitu postingan lain. Saya pun sempat mengusap dada, karena koleksi yang diposting berupa uang kertas keluaran 1990-an dengan kondisi lusuh. Jelas betapa ketidaktahuan mereka akan koleksi.

Mungkin ini karena mereka ikut-ikutan yang lain. Bayangkan koleksi lusuh dan masih banyak tersedia di pasaran, ditawarkan dengan harga ratusan ribu. Kemungkinan lain, mereka melihat koleksi dengan gambar serupa ditawarkan seorang kolektor dengan harga tinggi. Padahal koleksi tersebut sudah disertifikasi oleh PMG (Paper Money Guaranty) dengan skor 65, misalnya.

Sementara kalau diamati sekilas, koleksi dengan gambar sama yang dimiliki masyarakat awam paling memiliki skor 20. Dan lagi, bakal tidak laku di pasaran karena koleksi sejenis masih berlimpah ruah dan masih berusia cukup muda, hanya sekitar 30 tahun.

Dua, dari sekian banyak variasi, pada uang kertas Rp 1000 bergambar Pattimura (Dokpri)
Dua, dari sekian banyak variasi, pada uang kertas Rp 1000 bergambar Pattimura (Dokpri)

Kondisi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun