Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kata 'Pramuka' Berasal dari 'Paramuka', Berarti 'Pasukan Terdepan dalam Perang'

25 Agustus 2022   14:51 Diperbarui: 4 April 2024   09:56 1785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sri Sultan Hamengkubuwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia (Sumber: materi Pak Baha' Uddin)

Sejak menjadi negara berdaulat pada 17 Agustus 1945, RI pernah memiliki sejumlah wakil presiden. Namun hanya satu yang mendapat gelar Bapak Pramuka Indonesia, yakni Bapak Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Beliau menjadi orang pertama yang mendampingi Presiden Suharto sebagai Wakil Presiden pada periode 1973-1978.

Cerita tentang Sri Sultan Hamengkubuwono IX diungkapkan secara menarik dan edukatif dalam kegiatan yang diselenggarakan Museum Kepresidenan RI Balai Kirti pada Kamis, 25 Agustus 2022. Kegiatan itu berlangsung secara luring dan daring dalam tajuk Silawapres atau Sisi Lain Wakil Presiden.

Kegiatan dibuka oleh Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, Ibu Dewi Murwaningrum. Hadir dua narasumber, yakni Bapak Baha' Uddin dari Universitas Gadjah Mada dan Bapak Deden Syefrudin dari Gerakan Pramuka.

Presiden Sukarno menyerahkan panji pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Sumber: Museum Sumpah Pemuda melalui materi Pak Baha' Uddin)
Presiden Sukarno menyerahkan panji pramuka kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX (Sumber: Museum Sumpah Pemuda melalui materi Pak Baha' Uddin)

Dari Pandu jadi Pramuka 

Terungkap dari makalah Pak Baha, peran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dalam kepramukaan Indonesia sangat besar. Beliau menjabat Ketua Kwarnas sebanyak empat kali berturut-turut, yakni pada 1961-1974. Sebelum Pramuka, nama yang disandang adalah Pandu. 

Sejarah Pramuka dimulai pada 1960 ketika Presiden Sukarno menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono. Nama Pramuka diresmikan pada 9 Maret 1961. 

Setelah itu Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat dalam upacara di halaman Istana Negara pada 14 Agustus 1961. Tanggal itulah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pramuka.

Jasa Sri Sultan adalah menggabungkan organisasi-organisasi kepanduan menjadi satu, sekaligus mengubah nama Kepanduan menjadi Pramuka. Beliau mengenalkan dan mempopulerkan gerakan pramuka di tingkat nasional dan internasional. 

Beliau juga berperan di dalam organisasi kepramukaan dunia World Organization of Scout Movement (WOSM).  Nama Pramuka sendiri terinspirasi dari kata Paramuka atau 'pasukan terdepan dalam perang'. "Kata Pramuka itu kemudian diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana, jiwa muda yang suka berkarya.  

Lihat juga tulisan [Berikut]

Menurut Pak Baha, Sri Sultan HB IX dikukuhkan sebagai Bapak Pramuka pada Musyawarah Nasional Gerakan Pramuka 1988 di Dilli, Timor Timur. Sebagai tokoh, wajah Sri Sultan Hamengkubuwono IX pernah diabadikan dalam uang kertas dan prangko. 

Sri Sultan HB IX pula yang menciptakan panggilan 'Kak' kepada pembina. Saat ini panggilan 'Kak' sudah familiar di kalangan pramuka. Sapaan salam pramuka, juga diciptakan Sri Sultan HB IX.

Ada kejadian unik, kata Pak Baha, dalam kursus mahir di Puro Pakualaman, HB IX menjadi 'kuda' bagi peserta lainnya. Ini tentu membuat canggung peserta karena HB IX adalah Raja Yogyakarta. Bahkan tidak segan-segan HB IX mengantar pulang anak-anak pramuka yang selesai latihan.

Museum Kepresidenan RI Balai Kirti (Sumber: Tasya/detik.com)
Museum Kepresidenan RI Balai Kirti (Sumber: Tasya/detik.com)

Kompetitor

Menurut Pak Deden, sosok HB IX sangat luar biasa karena perkembangan anggota pramuka sangat pesat. Sejak lama pendidikan pramuka ada di sekolah. Namun sayang, tidak semua pendidik memiliki kecakapan pramuka.

Pak Deden tidak menyangsikan kalau jumlah pramuka semakin menurun. Di tingkat SD mungkin masih biasa, namun jumlah anggota tergerus di tingkat SMP dan SMA. Ini karena di sekolah mulai ada kompetitor, seperti beberapa kegiatan ekstrakurikuler (baris-berbaris, palang merah remaja, dll).

Seusai acara webinar, pihak museum mengadakan kuis melalui tautan link yang dibagikan. Para peserta boleh mengikuti kuis. Ada sepuluh pertanyaan kuis, tentu saja berkenaan dengan HB IX dan Pramuka.

Hasil kuis, nama saya tercantum nomor 3 (Dokpri)
Hasil kuis, nama saya tercantum nomor 3 (Dokpri)

Sekitar 100 peserta berpartisipasi dalam kuis, termasuk saya tentunya. Sungguh beruntung, satu per satu jawaban berhasil saya selesaikan. Ternyata jawaban saya benar semua. 

Namun karena mouse saya agak bermasalah dalam mengklik, jadi saya agak terlambat. Jadilah saya di peringkat ketiga.

Buat masyarakat yang ingin mengunjungi Museum Kepresidenan RI Balai Kirti, silakan mengajukan surat permohonan kepada kepala museum. Maklum museum itu terletak di komplek Istana Kepresidenan Bogor. 

Pengunjung harus berpakaian rapi. Perlu diingat, museum tutup setiap Senin dan hari libur nasional. Tiket masuk gratis. Lihat lebih lanjut di https://balaikirti.kemdikbud.go.id atau https://museumkepresidenan.id.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun