Kalau ada pertanyaan siapakah penemu Candi Borobudur, boleh jadi rata-rata akan menjawab Raffles atau lengkapnya Sir Thomas Stamford Raffles. Raffles adalah Gubernur Jenderal Inggris di Jawa pada 1811-1816. Ia rajin mengunjungi daerah-daerah di Jawa sehingga pada akhirnya ia menulis buku History of Java.
Candi Borobudur ditemukan pada 1814 ketika Raffles mengunjungi Semarang. Ketika itu ia mendapat laporan temuan-temuan batu berukir di bukit sekitar Desa Bumisegoro. Kemudian Raffles mengutus asistennya, Cornelius, untuk melakukan penelitian. Selanjutnya mulai 1817 dilakukan pembersihan.
Namun dalam bukunya History of Java versi terjemahan Bahasa Indonesia (Penerbit Narasi, 2008), nama Borobudur hanya disebutkan singkat. Justru lebih banyak tentang kompleks Candi Prambanan. "Penampakan secara keseluruhan merupakan bangunan yang kokoh, dan tingginya sekitar 100 kaki, puncak menara sekitar 20 kaki, namun telah runtuh. Hampir semua bagian interior merupakan bukit itu sendiri," demikian Raffles tentang Borobodur.
"Dalam penambahan pernyataan mereka tentang dua reruntuhan benda-benda kuno, Brambanan dan Boro Bodo, merupakan benda-benda yang mengagumkan sebagai karya yang agung. Beberapa luas bangunan tertutup tanaman yang begitu indah. Namun kehancuran pun telah terjadi secara perlahan di beberapa tempat," demikian Raffles tentang Prambanan dan Borobudur. Berikutnya Raffles berbicara tentang Candi Prambanan, Candi Kebon Dalem, Candi Sewu, Candi Kalibening, dan Candi Sukuh.
Banyak orang memang meragukan Raffles sebagai penemu Candi Borobudur. Hanya karena ia seorang Gubernur Jenderal, namanya mencuat. Mungkin lebih tepat dikatakan Candi Borobudur ditemukan pada masa pemerintahan Raffles, bukan oleh Raffles tentunya.
Tan Jin Sing
Ada lagi pendapat bahwa sebenarnya penemu Candi Borobudur adalah Tan Jin Sing (1760-1831). Ceritanya bermula ketika pada 1793, ia diangkat menjadi Kapiten Cina untuk daerah Kedu. Pada 1802 ia bertugas sebagai Kapiten Cina di Yogyakarta. Pada 1813 Tan Jin Sing dilantik sebagai Bupati Yogyakarta dengan gelar K.R.T. Secodiningrat.
Pada 1811 Tan Jin Sing pernah bertemu Raffles. Kata Raffles kepada Tan Jin Sing, "Saya kini juga sedang mempelajari sejarah Jawa, termasuk bahasa dan kebudayaannya, sehingga senang sekali bila bisa mendapat buku-buku dan naskah-naskah yang berkaitan" (Tan Jin Sing, 1990, hal. 18).
Pada suatu saat Tan Jin Sing mengunjungi Residen Yogyakarta Crawfurd. Â Crawfurd selanjutnya meminta Tan Jin Sing menghadap Raffles pada 3 Agustus 1812. Dalam sela-sela obrolan, Raffles menceritakan bahwa ia sangat tertarik pada candi-candi peninggalan nenek moyang orang Jawa dan ingin mengadakan semacam studi. Ia sudah melihat Candi Prambanan.
Mendengar cerita Raffles, Tan Jin Sing berkata bahwa salah seorang mandornya pernah mengatakan di Desa Bumisegoro, dekat Muntilan, ia melihat sebuah candi besar. Kejadian itu telah puluhan tahun silam ketika mandor itu masih kecil.