Bulu tangkis rupanya sudah membumi di banyak negara. Terbukti juara dalam bidang perorangan cukup merata, baik di antara putri maupun putra. Sebelumnya, bulu tangkis dianggap milik Asia. Berbagai pemain dari Indonesia, Tiongkok, Malaysia, Korea Selatan, dan Jepang hampir selalu meraih gelar. Di luar Asia, bulu tangkis hanyalah milik Denmark. Sampai kini Denmark adalah negara bulu tangkis di Eropa.
Di luar negara-negara itu, terselip pemain China Taipei, Thailand, Singapura, dan India. Di Eropa, ada Inggris, Spanyol, dan Swedia. Pasti kita masih ingat nama Carolina Marin dari Spanyol. Pemain putri ini pernah meraih juara dunia. Siapa menyangka Spanyol bisa berprestasi internasional. Semoga nanti pemain dari benua Australia, Afrika, dan Amerika bisa naik pentas.Â
Begitu pun India. Memang Prakash Padukone dan Pulella Gopichand pernah meraih juara All England. Secara individu merekalah yang pernah berprestasi internasional.
Merata
Di era 2010-an pemain India mulai berprestasi. Di sektor putri ada Saina Nehwal dan Pusarla V. Sindhu. Di sektor putra ada Kidambi Srikanth, Parupalli Kashyap, Sai Praneeth, Prannoy HS, dan Lakhsya Sen. Dalam ganda, India punya Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty. Â Meskipun belum pernah menang lawan Kevin/Marcus, namun prestasi mereka sudah cukup tinggi.
Sejak 2010-an tidak ada negara yang mendominasi bulu tangkis. Indonesia dan Tiongkok pernah dominan karena merebut minimal dua sektor dari lima sektor yang dipertandingkan. Bahkan Tiongkok pernah merebut kelima gelar dalam satu turnamen.
Sejak beberapa tahun lalu, seorang pemain pun saling mengalahkan dengan pemain dari negara lain. Tidak ada 'pendekar tak terkalahkan' kalau meminjam istilah dunia persilatan. Meskipun secara head-to-head menang, belum tentu ia akan menang dalam sebuah pertandingan. Meskipun peringkatnya lebih tinggi, belum tentu ia mampu mengalahkan lawan yang berperingkat lebih rendah.
Bulu tangkis memang sudah merata. Akibatnya juara turnamen perorangan juga terbagi relatif rata, meskipun umumnya berasal dari Asia. Pemain Denmark dan Spanyol sering terselip. Bahkan pemain Perancis dan Bulgaria.
Piala Thomas
Dalam Piala Thomas 2022 prestasi pemain juga sudah merata. Dalam ajang ini kondisinya memang berbeda karena ada lima partai pertandingan. Meskipun partai pertama kalah, belum tentu tim itu kalah. Soalnya masih ada empat pertandingan sisa.
Ketika Indonesia melawan Korea Selatan, misalnya, pada dua partai pertama Indonesia kalah. Namun dalam tiga partai sisa, pemain Indonesia menang. India pernah kalah 3-2 dari China Taipei dalam fase grup. Namun China Taipei dan India tetap memasuki babak knock out.
Baca juga [Yang ini]