Ujung badan dihias dengan bentuk kelopak bunga. Pada sisi badan terdapat lubang, kemungkinan bekas pegangan.
Dalam arkeologi kendi demikian disebut kendi amerta. Amerta sering diidentikkan air (tirta) untuk kehidupan abadi, tirta amerta. Dalam mitologi Hindu dan Buddha, amerta adalah minuman para dewa yang dihasilkan dari mengaduk-aduk samudra (Samudramantana).Â
Kamandalu
Kendi sering disebut kamandalu, meskipun sebenarnya kamandalu adalah panci air berbentuk bujur sangkar, terbuat dari  labu, tempurung kelapa, logam, kayu pohon Kamandalataru, atau dari tanah liat. Biasanya dengan pegangan dan cerat. Kamandalu berisi air selalu dibawa oleh para petapa.
Dalam ikonografi Hindu, ada penggambaran dewa-dewa yang membawa kamandalu, seperti Brahma, Siwa, Varuna, dan Saraswati. Kamandalu berisi tirta  amerta merupakan simbol kesuburan, kehidupan, dan kekayaan.
Dewa Wisnu yang memiliki wahana (kendaraan tunggangan) burung Garuda, juga selalu dihubungkan dengan kendi amerta. Dalam cerita, Garuda berhasil merebut air amerta dari tangan para penjahat.Â
Penggambaran Garuda dengan kendi berisi air amerta terdapat pada beberapa candi. Namun yang paling populer terdapat pada Candi Kidal di Jawa Timur. Candi Kidal berasal dari abad ke-13.
Kendi, kamandalu, dan amerta banyak dipakai oleh kalangan arkeologi sebagai nama terbitan, logo, dsb. Nah, begitulah kisah singkat kendi berisi tirta amerta.Â
Bisa saja ritual adat Kendi Nusantara di IKN, dipengaruhi kendi tirta amerta pada mitologi kuno. Semoga kehidupan kita menjadi lebih baik.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H