Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kata Bapak Pandu Sedunia Baden-Powell yang Menginspirasi, Jangan Pernah Menyerah

11 Maret 2022   18:50 Diperbarui: 11 Maret 2022   18:51 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi potongan Buku Baden-Powell (Dokpri)

Baden-Powell kemudian mengajak anak-anak berkemah di Pulau Brownsea, tidak jauh dari London. Di sana mereka belajar hidup di alam terbuka, bermain bersama, dan belajar hidup mandiri tanpa bantuan orang tua. Perkemahan itu dimulai pada 1 Agustus 1907.

Pada 1908 Baden-Powell memperluas tulisan Aids to Scouting menjadi Scouting for Boys. Buku itu disukai banyak orang sehingga diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Dengan cepat gerakan kepanduan menyebar ke seluruh dunia. Pada 1912 gerakan kepanduan masuk ke Hindia-Belanda. Maklum, waktu itu nama Indonesia belum dikenal.

Daftar isi buku Baden-Powell (Dokpri)
Daftar isi buku Baden-Powell (Dokpri)

Jangan pernah menyerah

Dari buku ini kita banyak memperoleh inspirasi, antara lain dari ucapan Baden-Powell, "Kamu boleh berteriak, kamu boleh menangis, tapi jangan pernah menyerah". Artinya, para Pandu telah menciptakan dunia yang lebih baik, maka jangan menyerah untuk membantu menjadikan dunia yang lebih baik.

Menurut Kak Be, gerakan pendidikan kepanduan sejatinya adalah sebuah wadah untuk mendidik kaum muda. Khususnya dalam pendidikan karakter melalui berbagai kegiatan yang menarik dan sebanyak mungkin dilakukan di alam terbuka.  Jadi Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan nonformal. Bukan organisasi sosial, dalam arti organisasi yang memberikan bantuan sosial. Namun dalam kegiatananya para pramuka banyak melakukan kegiatan sosial.  

Kekurangan dalam buku ini tentu saja ada. Ada beberapa informasi berulang dalam buku, misalnya soal kelahiran dan kematian Baden-Powell. Namun sebagai kumpulan tulisan masih terasa wajar. Yang penting informasi lain bisa diketahui masyarakat, bahkan memberi inspirasi.

Di Indonesia jumlah anggota pramuka sangat banyak. Kita harapkan mereka tertarik gerakan literasi. Dengan membaca buku ini, kita harapkan juga masyarakat memberikan apresiasi terhadap gerakan pramuka yang banyak melakukan kontribusi positif, seperti menolong korban bencana, membuat dapur umum, dan bakti sosial lain.***  

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun