Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bakal Kualat Kalau Masyarakat Mencuri Benda Purbakala

15 Februari 2022   07:57 Diperbarui: 15 Februari 2022   07:59 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian candi yang muncul pada hari pertama ekskavasi oleh BPCB Jatim (Sumber: Youtube Hamba TV AE)

Beberapa hari terakhir ini media gencar memberitakan penemuan candi dan prasasti kuno di Situs Gemekan, Mojokerto (Jawa Timur). Ketika itu tim arkeologi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur (BPCB Jatim) melakukan ekskavasi (penggalian arkeologis) di sana pada 7 hingga 12 Februari 2022. Selain candi dan prasasti, ditemukan juga beberapa tinggalan kecil. Saat ini hasil ekskavasi sedang dikaji oleh BPCB Jatim.

Ekskavasi dilakukan di situs itu karena semula ada gundukan tanah yang mengindikasikan benda kuno. Beberapa kali lokasi itu disurvei oleh Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan BPCB Jatim. Gundukan tanah itu berada di areal persawahan milik Pak Mukhid, warga setempat.

Dikabarkan,   selama bertahun-tahun gundukan tanah itu aman dari ulah tangan jahil. Warga setempat tidak berani mengusik gundukan itu. Mereka percaya lokasi itu angker dan keramat. Dulu pernah ada penggalian liar untuk mencari harta karun. Sang pelaku berasal dari luar daerah. Namun kemudian terjadi kemalangan pada orang tersebut. Karena itu masyarakat lokal tidak berani macam-macam terhadap situs purbakala.

Tanda-tanda pernah terjadi pengrusakan terlihat jelas pada lapisan tanah. Banyak plastik modern di antara tanah-tanah yang terkuak. Tanda telah teraduk tangan manusia nyata sekali. Mata arkeolog lapangan tentu harus jeli.

Bata-bata sebagai bagian candi juga tidak lengkap. Sebagian bata pasti dicuri atau dijadikan bubuk semen merah sebagaimana yang sering terjadi di kawasan Trowulan. Kawasan itu diduga bekas ibu kota Kerajaan Majapahit. Pada masa 1960-an hingga 1980-an pengrusakan besar-besaran terjadi di Trowulan. Maklum masalah perut karena penduduk hanya memiliki keterampilan membuat bata, yang bahannya diambil dari bata-bata kuno. Entah sudah banyak candi dari masa Majapahit yang sudah hilang atau tinggal pondasi.

Temuan struktur bata di antara gundukan tanah pada survei BPCB Jatim September 2021 (Sumber: beritajatim.com)
Temuan struktur bata di antara gundukan tanah pada survei BPCB Jatim September 2021 (Sumber: beritajatim.com)

Sadar budaya

Sejauh pengalaman selama bertahun-tahun, memang warga lokal sudah mempunyai sadar budaya warisan nenek moyang. Mereka tidak berani mengusik tinggalan-tinggalan kuno yang terdapat di wilayah mereka. Malah melestarikan tinggalan-tinggalan itu dengan sepenuh hati. Yang bahaya adalah para pendatang atau orang-orang dari luar daerah.

Berbagai pencurian benda purbakala yang sering disebut harta karun, sudah terjadi sejak lama. Masalah ekonomis menjadi alasan utama karena benda purbakala dipandang berharga mahal. Pemenggalan kepala arca atau pencarian benda-benda purbakala dari dalam tanah---kerap  disebut penggalian liar---marak terjadi di berbagai wilayah.

Arkeologi memang berhubungan dengan masyarakat. Seperti temuan dari Situs Gemekan itu, yang berada di areal persawahan milik warga. Itu contoh masih aktual.

Selain pada Situs Gemekan, kemalangan yang menimpa para pencuri benda purbakala, juga sering terjadi pada daerah-daerah lain. Ada pencuri atau penadah yang sakit parah hingga meninggal. Pasti karena kualat kepada para leluhur pemilik tinggalan purbakala itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun