Yang membuat lama, ada berbagai tahap yang dilakukan BPCB, antara lain menerima laporan dari masyarakat, meninjau lokasi, melakukan pendataan, mengajukan anggaran, menindaklanjuti laporan masyarakat dengan ekskavasi, dan terakhir membuat laporan untuk diketahui masyarakat.
Selanjutnya melakukan pelestarian, seperti pemugaran, agar situs tersebut menjadi bagus dan bertahan lama. Â Â
Prasasti
Di Situs Gemekan juga ditemukan prasasti batu. Prasasti itu ditemukan di bagian tengah situs tertimbun tanah pada kedalaman dua meter. Kondisi prasasti tidak utuh. Ada yang batunya patah. Ada yang aksaranya rusak. Sangat disayangkan tentunya.
Dari aksara yang tersisa diketahui prasasti dipahat dengan aksara Jawa Kuno. Tulisan terdapat di bagian tengah dan samping batu berbentuk segienam itu.
''Area atas yang menutupi bagian prasasti ini growol semua. Tidak ada struktur yang tertata. Semuanya hancur, mungkin lebih dari 60 persen dari struktur ini kondisinya rusak,'' ujar arkeolog Andi M. Said, Pamong Budaya di BPCB Jawa Timur ketika diwawancarai media.
Menurut pembacaan Goenawan A. Sambodo sebagaimana dibagikan di Facebook, bagian atas prasasti bertuliskan" ...852 asuji masa dwadasi suklapaksa.... Angka 852 menunjukkan Tahun Saka". Pembacaan mungkin bisa berubah, terutama soal tarikh. Soalnya kemarin baru bacaan sekilas.
Untuk mendapatkan Tahun Masehi kita harus menambah 78 tahun, jadi hasilnya 930.
Nah ini yang menarik. Masa 930 dihubungkan dengan pemerintahan Mpu Sindok. Dulu pusat kerajaannya ada di Jawa Tengah, namun karena letusan gunung pindah ke Jawa Timur. Berbagai teori perpindahan Kerajaan Medang ini sudah dikemukakan para pakar epigrafi seperti Boechari.
Sementara itu lokasi penemuan prasasti berada di kawasan Kerajaan Majapahit. Lalu apakah hubungan Kerajaan Medang dengan Kerajaan Majapahit, ini perlu kajian lebih jauh.
Dalam ekskavasi ini pihak BPCB Jawa Timur mengerahkan sekitar 30 tenaga teknis dan lapangan. Semoga tidak hujan sehingga ekskavasi tidak terhambat.