Beruntung Jurusan Arkeologi berkenan menerima lulusan SMA meskipun telah bekerja selama bertahun-tahun. Bersama Mas Samidi, ikut kuliah arkeologi Mas Dukut. Keduanya kemudian menjadi sahabat baik saya.
Setelah dari Mas Samidi, saya diantar menuju mess. Mess Borobudur memang untuk tamu-tamu khusus yang ingin bermalam. Saya mendapat satu kamar, yah lumayanlah untuk ukuran mahasiswa. Pagi hingga sore saya observasi di atas dan lingkungan candi.
Rusak parah
Banyak bagian candi ditutup, terutama yang bagian-bagian candinya rusak kena bom. Khusus untuk saya ada izin.
Saya lihat ada arca yang sudah berkeping-keping. Pasti sulit untuk direkonstruksi. Bagian stupa yang rusak parah sedang dikerjakan oleh para tukang. Terpaksa banyak batu kuno diganti dengan batu baru untuk estetika dan memperkuat konstruksi. Batu-batu baru itu diberi tanda khusus.
Berhari-hari saya putar-putar halaman candi dan atas candi. Ketika itu saya meneliti tentang masalah konservasi Candi Borobudur dan tingkah laku pengunjung.Â
Saya amati wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara. Saya perhatikan obyek yang mereka lihat. Saya catat berapa lama waktu kunjung mereka. Banyak hal lain saya rekam dalam catatan.
Akhirnya saya berpandangan masalah pada Candi Borobudur adalah keausan batu, antara lain pada lantai dan anak tangga. Saya mengusulkan dibuatkan pelapis pada lantai candi dan anak candi.Â
Juga pengunjung diharuskan memakai alas kaki khusus yang lembut agar batu-batu candi tidak aus kena gesekan sandal atau sepatu yang dipakai pengunjung.
Hasil penelitian saya ternyata tidak sia-sia. Meskipun bertahun-tahun kemudian, akhirnya diaplikasikan oleh Balai Konservasi Borobudur. Bukan hanya itu, saya pun sempat membuat dokumentasi.Â