Masih banyak saja tulisan di media daring dan tayangan Youtube yang membuat masyarakat awam salah kaprah kepada uang-uang lama, khususnya uang logam (koin). Kolektor uang atau numismatis sih tahu benar bahwa tulisan atau tayangan itu sangat sensasional.Â
Terutama sangat bombastis dalam memberi judul. Herannya, yang membuat tulisan atau tayangan tersebut bukan dari kalangan kolektor. Tapi justru sangat dipercaya masyarakat awam karena mereka 'ingin cepat kaya'.
Sebenarnya banyak tulisan atau tayangan yang dibuat oleh kolektor, seperti tulisan ini dan tulisan-tulisan saya lain. Namun herannya masyarakat awam lebih percaya kepada tulisan/tayangan hoaks atau bombastis daripada tulisan/tayangan 'waras' oleh kalangan kolektor. Â
Tulisan atau tayangan 'gak waras' tersebut ternyata banyak diakses orang. Kemungkinan mereka hanya mengejar pageviews atau subscriber, yang ujung-ujungnya duit.Â
Akibat terpengaruh info 'gak waras' itu, banyak orang memposting 'uang-uang kuno' yang mereka miliki dengan harga fantastis. Mereka posting cuma berdasarkan gambar yang sama. Â Selain di marketplace, postingan-postingan itu banyak dijumpai di media sosial macam Facebook dan Instagram.
Dijual Rp 1 juta, dijual hanya Rp 500.000, dst untuk koin keluaran 1990 dan sekitarnya. Satu orang posting, yang lain ikut-ikutan. Kata 'dijual' tentu berbeda jauh dengan 'terjual'. Lakukah barang jualan mereka? Tentu saja tidak karena harganya sangat tinggi. Kondisi koin itu pun kotor dan karatan atau bekas pakai.
Sekadar gambaran, koleksi sejenis---bahkan sudah dalam folder berupa set coin---hanya berharga Rp 150.000 hingga Rp 200.00 untuk sekitar 30 koin. Dalam folder terisi informasi tahun terbit, gambar pada kedua sisi, dan data lain.
Kalau mau lebih bagus, ada tersedia dalam bentuk kapsul. Harganya tentu lebih mahal. Penulis amati harganya sekitar Rp 400.000 untuk sekitar 30 koin.