Setiap 2 Mei kita memeringati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Berbicara Hardiknas, kita selalu mengenang tokoh Ki Hajar Dewantara. Tut Wuri Handayani menjadi kata-kata fenomenal yang diucapkan Ki Hajar yang kemudian menjadi logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebelum digabung dengan Kementerian Riset dan Dikti.
Nama asli Ki Hajar adalah Raden Mas Suwardi Suryaningrat, seorang aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, penulis, politisi, dan pelopor pendidikan. Ia mendirikan Taman Siswa, yang masih dikenal sampai sekarang.
Ki Hajar lahir pada 2 Mei 1889 dan meninggal pada 26 April 1959. Untuk menghormati jasa beliau, hari kelahirannya, yakni 2 Mei, kemudian dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
Wajah Ki Hajar Dewantara pernah kita saksikan pada uang kertas nominal Rp20.000. Uang kertas itu diterbitkan pada 23 Januari 1998 dan ditarik dari peredaran pada 31 Desember 2008.Â
Wajah Ki Hajar terlihat jelas di uang kertas itu, bahkan dilengkapi nama beliau. Pada bagian kiri di bawah tulisan "Dua puluh ribu rupiah" tergambar arca Ganesha, berujud gajah sedang duduk.Â
Dewa Ganesha sangat dikenal dalam mitologi Hindu. Ia anak Dewa Siwa yang berperan sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan dan Kebijakan. Kloplah kalau disandingkan dengan tokoh Ki Hajar.
Pada bagian belakang terdapat gambar bersuasana kegiatan belajar. Seorang guru dan sejumlah murid tampak pada gambar itu.
Penanda tangan uang adalah J. Soedradjat Djiwandono sebagai Gubernur Bank Indonesia dan Haryono sebagai Direktur Bank Indonesia.
Beruntung, wajah Ki Hajar Dewantara telah terekam dalam sejarah, teristimewa mata uang. Bukan hanya itu, wajah Ki Hajar pun pernah tampil dalam tanda air (water mark) sejumlah pecahan. Tanda air hanya terlihat bila kita terawang di tempat terang.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H